Kanal

Berita MotoGP: Yonny Hernandez, Dari Balapan Jalanan Hingga Impian Meraih Gelar Juara Dunia MotoGP

Penulis: Datuk Nofri
03 Agu 2016, 10:32 WIB

Yonny Hernandez: Dari balapan jalanan di Kolumbia hingga ke MotoGP Championship

Ligaolahraga - Yonny Hernández Vega berbagi kisah tentang perjalanan kariernya sebagai pembalap yang diawali dari jalanan di Kolumbia hingga tampil di ajang MotoGP™ Championship. Ia ingin menjadi pembalap Kolumbia pertama yang berhasil menjadi juara dunia MotoGP™.

Yonny Hernández Vega adalah satu-satunya dan menjadi orang Kolumbia pertama yang tampil di MotoGP Championship.

Hernandez yang berasal dari Medellín, Kolumbia ini memutuskan untuk meninggalkan negaranya menuju Spanyol untuk mengejar impiannya.

Beberapa tahun kemudian, Hernandez mulai menjajal kelas supermoto dan motocross dan tampil di berbagai kejuaraan yang diselenggarakan di negara matador yang kemudian  membawanya ke jajaran elit lomba balapan motor internasional hingga  MotoGP World Championship.

Kira-kira, apa saja kiat suksesnya?

Hernandez mengatakan bahwa kiat suksesnya adalah dengan bekerja keras hingga bisa meraih impian yang dicita-citakannya.

Berikut petikan wawancara Yonny Hernandez yang berbagi tips dan berbagai pengalaman yang dimikinya selama menjalani karier profesionalnya di dunia balap motor.

Tanya (T): “Anda adalah orang Kolumbia pertama yang tampil di ajang MotoGP Championship. Seperti apa sih kultur balapan di negara Anda?”

Jawab (J): “Di Kolumbia kami memiliki kultur balap motor yang tentunya sangat berbeda dengan kultur Eropa. Kini saya memiliki banyak penggemar seiring keukutsertaan saya tampil di MotoGP Championship. Saya bangga sekali bisa menjadi pembalap Kolumbia pertama dan satu-satunya, bukan hanya di Kolumbia tapi juga di Amerika Latin. Hal itu selalu memotivasi saya.”

T: “Apa sih yang dibutuhkan negara Anda agar bisa menghasilkan lebih banyak pembalap lagi? Apakah ada upaya untuk mewujudkan hal tersebut?”
J: “Sirkuit-sirkuit yang digunakan di negara kami hanyalah sirkuit jalanan. Kami hanya memiliki satu sirkuit yang lintasannya sangat pendek yaitu di Bogota dan tentunya tidak memenuhi standar MotoGP Championship. Masyarakat di negara kami juga tidak terlalu menyukai olahraga ini, tidak seperti di Spanyol misalnya.”

T: “Kenapa Anda baru mulai membalap saat Aanda berusia 13 tahun? Kenapa bukan lebih dini?”

J: “Saya tidak berasal dari keluarga pembalap. Dan hanya kakak saya yang menyukai balapan. Dan di negara saya, sangat jarang orang yang memulai karir balapnya di usia dini saat itu.”

T: “Anda harus meninggalkan negara Anda dan bahkan menyeberang benua saat Anda masih remaja. Kira-kira apa sih hal yang tersulit yang Anda rasakan saat harus meninggalkan negara Anda saat itu? Bagaimana perbedaan yang harus Anda hadapi?”

J: ”Pastinya sangat sulit untuk harus berjauhan dari keluarga saya, tapi saya memiliki alasan yang kuat yaitu saya sangat mencintai apa yang saya inginkan. Awalnya memang tidak mudah tapi kini saya sudah memiliki kehidupan sendiri di Madrid selama delapan tahun terakhir. Saya cukup nyaman berada di Madrid. Masalahnya kini bila untuk menemui keluarga di Kolumbia karena padatnya jadwal yang ada, jadi saya hanya satu tahun sekali pulang ke Kolumbia begitu satu musim selesai. Tapi kini ibu saya mulai sering hadir di arena menyaksikan balapan yang saya ikuti. Saya sangat bersyukur karena keluarga saya sangat mendukung saya.”

T: “Karier Anda terbilang cepat dimana Anda cepat berganti dari motocross hingga ke Moto2 ... 

J: “Semua hal terjadi dengan cepat karena alasan saya ke Spanyol adalah untuk tampil di Supermoto Championship 2008, setelah saya berhasil menjadi juara di Kolumbia dan ada seseorang menyarankan agar saya beralih ke ajang balapan lainnya karena menurutnya gaya membalap saya lebih pas di ajang itu. Selanjutnya saya menuju Madrid untuk mengikuti Madrid Championship dan menang yang membuat saya ditawari untuk mengikuti Spanish Championship dan saya pun berhasil meraih podium. Setelah itu, saya sukses meraih 4 podium dalam 7 lomba balapan yang saya ikuti. Di akhir musim, mereka menawarkan agar saya menjajal Moto2 World Championship dan di situlah awalnya.”

T: “Pernah terpikir bahwa Anda terbilang cepat menjajal MotoGP?

J: “Seperti yang saya sebutkan sebelumnya bahwa segala sesuatunya bisa terjadi dengan cepat. Saya kira Tuhan memberikan saya bakat untuk tampil di ajang MotoGP, tapi saya juga menyadari bila pengalaman saya masih minim dan saya harus bertarung melawan pembalap-pembalap yang telah memulai karier mereka sejak dini seperti Valentino Rossi, yang telah 9 kali meraih gelar juara dunia. Kadang-kadang keluarga saya bertanya kepada saya bagaimana mungkin saya bertarung di ajang MotoGP padahal empat tahun sebelumnya, saya hanya membalap di jalanan-jalanan di Kolumbia.”  

T: Jadi bagaimana kiat Anda mengatasi pengalaman Anda yang minim?

J: “Intinya hanya kerja keras dan menimba lebih banyak pengalaman. Saya kini berbeda dengan saya tiga tahun yang lalu. Saya selalu belajar dari para pesaing di setiap balapan yang saya ikuti, belajar dari kesalahan, pokoknya mempelajari semuanya. Saya bersyukur sekali bisa menjadi salah satu dari 21 pembalap yang bertarung di ajang MotoGP Championship.”

T: “Bagaimana Anda menilai performa Anda di musim 2016 ini?

J: “Kami masih belum beruntung dan saya kira ini musim terberat yang saya hadapi. Kami cukup kompetitif di sesi practice tapi masalahnya saat di hari –H, kami masih belum bisa meraih hasil seperti yang kami inginkan.”

T: “Anda sempat mengejutkan ketika tampil di Assen. Anda cukup terkesan?

J: “Biasa saja sih walau seharusnya saya berhasil meraih podium, namun saya terjatuh saat saya memimpin. Padahal, saya memulai dari posisi yang kurang baik tapi saya berhasil melewati beberapa pembalap.”

T: “Bagaimana sih Anda menilai diri Anda sebagai seorang pembalap?

J: “Saya seorang pembalap bertipe agresif namun kini saya mencoba lebih santai. Saya juga tak takut dengan resiko, tapi tentu saja dengan penuh perhitungan.”

T: “Kira-kira siapa sih yang bakal meraih gelar juara dunia tahun ini?”

J: “Saya kira Márquez sangat matang tahun ini. Dia tampil berbeda dibandingkan sebelum-sebelumnya. Dia sudah lebih dewasa, tidak terlalu ngoyo. Dia juga berhasil meraih gelar juara di Sachsenring yang cukup sulit. Selisih pointnya di klasemen pun cukup jauh. Tahun ini, para pembalap banyak mengalami insiden seiring dengan penggunaan ban baru. ”

T:“Apakah Ada keinginan untuk tampil membela tim pabrikan suatu hari nanti?”
J:“Ya, tentu saja karena itu menjadi salah satu impian saya dan semoga saya bisa meraihnya. Yang pasti, impian terbesar saya adalah meraih gelar juara dunia.”

 

 

 

 

Artikel Tag: MotoGP 2017, Yonny Hernandez, Pull & Bear Aspar Team

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru