Kanal

Dari Idola Jadi Musuh, Ini Alasan Fans Benci Valentino Rossi

Penulis: Abdi Ardiansyah
31 Okt 2025, 07:00 WIB

Valentino Rossi saat masih memperkuat Ducati di MotoGP 2011

Berita MotoGP: Valentino Rossi dikenal sebagai legenda MotoGP dengan tujuh gelar dunia dan jutaan penggemar. Namun fans Ducati yang sama-sama berasal dari Italia justru masih menyimpan kebencian mendalam terhadap The Doctor.

Valentino Rossi mungkin menjadi ikon terbesar dalam sejarah MotoGP, tapi bahkan legenda sepertinya tak lepas dari kontroversi. Meski dicintai di hampir seluruh dunia, para pendukung Ducati justru menyimpan rasa kecewa mendalam kepadanya, bahkan setelah lebih dari satu dekade berlalu.

Rossi membangun warisannya dengan cara luar biasa: 89 kemenangan, 199 podium, dan tujuh gelar juara dunia di kelas utama. Namun di balik semua pencapaian itu, masa baktinya di Ducati (2011–2012) menjadi bab kelam dalam karier sang legenda.

Ketika resmi bergabung dengan Ducati pada 2011, ekspektasi membumbung tinggi. Rossi datang menggantikan Casey Stoner, sang juara dunia 2007 yang membuat Ducati mencetak sejarah sebagai pabrikan Italia pertama yang menjuarai MotoGP modern. Para tifosi berharap kehadiran “The Doctor” bisa mengulang kejayaan serupa, apalagi ia datang dengan status ikon nasional Italia.

Sayangnya realitas berbanding terbalik. Ducati Desmosedici kala itu sulit dikendalikan, dan adaptasi Rossi berjalan lambat. Dari 35 balapan bersama tim asal Bologna, ia hanya mengantongi tiga podium tanpa sekalipun meraih kemenangan. Hasil terbaiknya hanyalah finis kedua di GP Prancis dan San Marino.

Kegagalan itu terasa lebih menyakitkan bagi pendukung Ducati karena Rossi sebelumnya adalah rival utama Stoner. Pada periode 2007-2009, Rossi dua kali menggagalkan upaya Stoner meraih gelar dunia, yang memperkuat kesan permusuhan emosional di kalangan fans Ducati.

Faktor lainnya adalah perbedaan karakter antara Rossi dan Ducati. Rossi dikenal dengan gaya santai namun penuh karisma, sementara Ducati saat itu menghadapi krisis teknis yang menuntut pendekatan teknologis ekstrem. Alih-alih menjadi penyelamat, duet Rossi–Ducati justru dianggap tidak cocok secara filosofi maupun hasil.

Meskipun begitu, warisan Rossi di MotoGP tetap tak terbantahkan. Ia bukan hanya pembalap, tetapi juga figur yang mengangkat popularitas MotoGP ke level global. Bahkan banyak yang menilai, tanpa Rossi, ajang balap ini tak akan sebesar sekarang.

Namun bagi sebagian penggemar Ducati, luka masa lalu itu masih membekas. Dua musim tanpa kemenangan dianggap sebagai noda dalam sejarah tim. Dan mungkin, hingga kini, Valentino Rossi akan selalu menjadi nama yang memecah opini di kalangan tifosi Ducati, antara cinta, hormat, dan sedikit kebencian yang tak pernah benar-benar padam.

Artikel Tag: Valentino Rossi, Ducati, MotoGP 2025

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru