Finis Runner-up, Toto Wolff Akui Mercedes Belum Layak Juara
Toto Wolff
Berita F1: Toto Wolff mengaku memiliki perasaan yang bercampur aduk saat menilai perjalanan Mercedes di musim Formula 1 2025. Meski tim asal Brackley tersebut finis di posisi kedua klasemen konstruktor, Wolff menegaskan bahwa capaian itu tidak sejalan dengan ambisi utama Mercedes, yakni merebut gelar juara dunia.
Mercedes mengakhiri musim dengan kontribusi besar dari George Russell yang meraih sembilan podium, termasuk dua kemenangan, sementara pebalap muda Kimi Antonelli menambah tiga podium pada musim debutnya. Namun dominasi McLaren sepanjang musim membuat Mercedes kesulitan untuk benar-benar bersaing dalam perebutan gelar. McLaren bahkan memastikan gelar konstruktor lebih awal di Grand Prix Singapura, unggul ratusan poin dari para pesaingnya.
Secara statistik, Mercedes memang menunjukkan peningkatan signifikan dibanding musim 2024, naik dari posisi keempat ke runner-up. Akan tetapi, total poin yang diraih hanya sedikit lebih banyak, sebagian besar terbantu oleh penurunan performa Ferrari serta inkonsistensi Red Bull di luar Max Verstappen. Fakta ini membuat Toto Wolff menilai hasil akhir tidak mencerminkan kemajuan nyata dalam perebutan gelar.
“Saya jujur merasa berada di dua posisi berbeda,” ujar Wolff dalam evaluasi akhir musim. “Jika melihat data beberapa tahun ke depan, orang akan melihat kami sebagai wakil juara dunia. Namun kenyataannya, kami tidak mencapai tujuan. Kami ingin menang, ingin konsisten memperebutkan gelar, dan itu tidak terjadi. Pada titik ini, rasanya memang belum cukup baik.”
Musim 2025 juga menjadi penutup era regulasi ground effect yang telah berjalan sejak 2022. Mercedes selama empat musim terakhir kerap kesulitan menemukan keseimbangan ideal antara aerodinamika konvensional dan efek lantai mobil, sebuah tantangan yang kerap menghambat performa mereka dibanding rival utama.
Meski demikian, Wolff tetap melihat peluang besar di depan. Formula 1 akan memasuki era regulasi baru pada 2026, dengan perubahan besar pada sasis dan unit daya. Mercedes memiliki rekam jejak kuat dalam transisi regulasi mesin, terutama saat era turbo hybrid diperkenalkan pada 2014, ketika mereka mendominasi dengan delapan gelar konstruktor beruntun.
“Kami pernah melewati periode yang sangat sukses, tetapi juga menghadapi fase sulit setelahnya,” kata Wolff. Ia menilai perubahan menuju mesin dengan porsi tenaga listrik yang lebih besar serta penggunaan bahan bakar berkelanjutan membuka babak baru yang menarik bagi olahraga ini.
Dengan fokus penuh pada pengembangan mobil dan mesin generasi berikutnya, Mercedes berharap dapat kembali menjadi penantang serius gelar juara. Bagi Toto Wolff, kekecewaan musim 2025 menjadi pengingat bahwa standar Mercedes selalu lebih tinggi dari sekadar finis di posisi kedua.
Artikel Tag: Toto Wolff, Mercedes, F1 2025, F1 2026