Rahasia Mercedes Tampil Ganas di GP Singapura: Manajemen Ban Jadi Kunci
George Russell
Berita F1: Mercedes akhirnya mematahkan kutukan panjangnya di Sirkuit Marina Bay, Singapura. Dalam balapan penuh tantangan itu, George Russell berhasil merebut pole position dan melaju mulus menuju kemenangan kelimanya di Formula 1, sementara rekan setimnya, Kimi Antonelli, finis di posisi kelima.
Kemenangan ini menandai penampilan terbaik Mercedes di Marina Bay sejak 2018, ketika Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas menutup balapan di posisi pertama dan keempat. Selama beberapa musim terakhir, mobil Mercedes selalu kesulitan beradaptasi dengan suhu tinggi dan kelembapan ekstrem di sirkuit jalan raya tersebut.
Baik Russell maupun bos tim, Toto Wolff, sempat kebingungan mengapa mobil tiba-tiba tampil begitu kuat di lintasan yang biasanya menjadi momok bagi mereka. Namun Direktur Teknik Lintasan Mercedes, Andrew Shovlin, akhirnya memberikan penjelasan. Menurutnya, performa impresif mereka merupakan hasil dari kerja keras panjang dalam memahami cara merawat ban belakang di kondisi ekstrem.
“Kami telah banyak bekerja untuk menjaga performa ban belakang, terutama di lintasan yang sangat menuntut seperti Singapura,” ungkap Shovlin. “Udara di sini sangat panas dan traksi di tikungan cukup besar. Tahun lalu kami kesulitan di balapan, jadi senang rasanya melihat hasil nyata dari pengembangan mobil ini.”
Shovlin menambahkan bahwa perbaikan yang dilakukan bukan sekadar pada aerodinamika, tetapi juga pada manajemen panas di sekitar sistem rem dan ban. “Kami mencoba mengisolasi panas dari rem agar tidak terlalu memengaruhi suhu ban. Pendinginan tambahan di area itu menjadi salah satu kunci utama,” ujarnya.
Mercedes juga memperkenalkan desain sayap depan baru pada mobil W16 mereka. Meski Shovlin menyebutnya sebagai perubahan kecil, komponen itu membantu pengemudi menemukan keseimbangan ideal di lintasan yang menuntut presisi tinggi. “Sayap depan baru itu hanya sedikit berbeda, tapi membantu kami mendapatkan karakter mobil yang lebih stabil. Kini mobil lebih mudah dikendalikan saat keluar tikungan tanpa harus terlalu bergantung pada throttle,” jelasnya.
Shovlin optimistis bahwa peningkatan performa ini bukan sekadar keberuntungan sesaat. Ia berharap tren positif ini terus berlanjut di enam balapan tersisa musim 2025. “Kami telah bekerja keras selama berbulan-bulan untuk memahami mobil ini, dan hasil di Singapura memberi sinyal bahwa kami berada di jalur yang benar,” kata Shovlin.
Dengan momentum kemenangan ini, The Silver Arrows kini kembali percaya diri menghadapi sisa musim. Jika performa di Singapura bisa direplikasi di lintasan-lintasan panas lain, tim asal Brackley itu berpotensi kembali menjadi ancaman serius bagi Red Bull dan McLaren.
Artikel Tag: Mercedes, George Russell, GP Singapura