Kanal

Tragedi Moto3 Malaysia Buka Mata Dunia MotoGP Soal Keamanan Pebalap

Penulis: Abdi Ardiansyah
28 Okt 2025, 21:30 WIB

Jose Antonio Rueda dan Noah Dettwiler terlibat kecelakaan di Moto3 Malaysia 2025

Berita MotoGP: Kecelakaan horor di Moto3 Malaysia 2025 antara Jose Antonio Rueda dan Noah Dettwiler menyisakan luka mendalam bagi dunia balap. Di balik insiden itu, ada pelajaran besar yang wajib dipetik agar tragedi serupa tak pernah terjadi lagi.

Dunia MotoGP kembali diguncang setelah insiden mengerikan antara Jose Antonio Rueda dan Noah Dettwiler pada ajang Moto3 Malaysia 2025 di Sirkuit Sepang. Kecelakaan terjadi bukan saat start balapan, melainkan di lap pemanasan menuju grid, ketika Rueda menghantam bagian belakang motor Dettwiler yang berjalan sangat lambat di lintasan lurus antara tikungan 3 dan 4.

Benturan keras itu membuat keduanya terpental hebat. Rueda, juara dunia Moto3 2024, langsung dilarikan ke rumah sakit Kuala Lumpur dengan dugaan patah pergelangan tangan dan gegar otak berat. Beruntung, tim Ajo KTM memastikan kondisinya stabil dan tanpa cedera serius.

Namun, nasib lebih berat dialami Noah Dettwiler dari tim CIP KTM. Pebalap asal Swiss itu harus menjalani beberapa operasi dan kini dalam kondisi kritis tapi stabil, menurut pernyataan resmi timnya.

Banyak yang mempertanyakan mengapa MotoGP tetap melanjutkan jadwal balapan Moto3 meski dua pebalap muda itu dalam kondisi gawat. Salah satu yang paling vokal adalah Francesco Bagnaia, yang mengaku tak bisa fokus membalap setelah melihat kecelakaan itu.

“Aku tidak akan pernah mengerti kenapa balapan dilanjutkan setelah melihat dua rekan kami terbaring begitu,” kata Bagnaia. “Kadang orang yang membuat keputusan tidak punya sensitivitas seperti para rider.”

Insiden ini memicu perdebatan besar soal prosedur keselamatan di sesi sighting lap, yang seharusnya menjadi momen aman sebelum start.
Beberapa pihak menilai MotoGP perlu menerapkan sistem lap pengawasan kecepatan—misalnya dipandu mobil safety, untuk mencegah perbedaan kecepatan ekstrem antarpebalap.

Selain itu, penghapusan sesi warm-up 10 menit untuk kelas Moto2 dan Moto3 juga dikritik.
Tanpa sesi tersebut, para pebalap kehilangan kesempatan terakhir untuk mengecek kondisi motor setelah perbaikan malam sebelumnya, faktor yang bisa jadi berperan dalam insiden Dettwiler.

Kritik juga dialamatkan pada cara Dorna Sports menangani informasi publik.
Rekaman kecelakaan ditayangkan langsung sebelum kondisi kedua pebalap diketahui, lalu update resmi baru keluar berjam-jam kemudian.
Situasi ini membuat pembalap dan penonton sama-sama diselimuti kebingungan dan kecemasan.

Kini, insiden di Sepang menjadi pengingat pahit bahwa keselamatan pembalap tidak boleh dikompromikan demi jadwal atau tontonan.
Dunia MotoGP dituntut untuk belajar dari tragedi ini, agar kejadian seperti Rueda dan Dettwiler tak lagi terulang di masa depan.

Artikel Tag: motogp, MotoGP 2025, motogp malaysia

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru