Nahkoda PSIM Akui Penurunan Fisik Buat Timnya Kecolongan
Pelatih PSIM, Jean-Paul van Gastel (foto: I-League)
Berita Super League Indonesia: Duel sengit antara PSIM Yogyakarta dan Persib berakhir dengan hasil imbang 1-1. Kedua tim dipaksa untuk puas mendapat satu poin di Stadion Sultan Agung, Bantul, Minggu (24/8).
Pertandingan berjalan seru karena kedua tim saling mengancam. Bahkan ada drama lantaran gagalnya dua penalti dari tim tamu, salah satunya dari eksekusi Marc Klok oleh Cahya Supriadi di detik akhir laga.
Jean-Paul van Gastel selaku pelatih PSIM mengatakan bahwa pertandingan berjalan sengit. Dia juga bisa memahami kekecewaan Maung Bandung yang tidak mampu membawa pulang tiga poin karena gagal memaksimalkan kesempatan emas.
"Menurut saya kedua tim menghidupkan pertandingan. Apabila saya di Persib dan mendukung Persib, saat mereka mendapat dua penalti, dua-duanya tidak gol, tentu kecewa. Dua penalti meraka dapatkan penalti, dan kami juga berhak mengamankan satu poin," tutur sang pelatih dalam jumpa pers usai laga.
PSIM pada pertandingan ini tampil agresif terutama di babak pertama. Pressing ketat dilakukan ketika tidak menguasai bola dan membuat aliran bola yang didistribusikan Maung Bandung jadi mudah terputus.
Intensitas permainan yang tinggi juga membuat anak-anak Laskar Mataram bisa mencuri gol lebih dahulu. Nermin Haljeta dijegal di kotak terlarang dan wasit menunjuk titik putih. Ze Valente yang maju sebagai algojo sukses menjalankan tugasnya dengan baik.
Namun situasi berubah di menit akhir karena stamina yang mulai merosot. Penurunan kondisi fisik membuat tim lawan bisa menyerang dan usaha menyerang lewat umpan-umpan silang membuahkan hasil dengan gol dari Patricio Matricardii.
"Untuk itu sebenarnya fisikal, karena banyak pemain asing yang tinggi dan kuat, kemudian mereka memiliki dua pemain asing di depan dengan postur tinggi juga tadi, mereka mencoba melakukan umpan-umpan," terang Jean-Paul van Gastel.
"Ketika bola secara terus-terusan di-crossing maka sesuatu akan terjadi dan itu yang terjadi. Tapi tim mereka memang di injury time tadi ada mengecewakan (karena gagal penalti)," ujar pelatih asal Belanda ini.
Jean-Paul van Gastel juga memberi kredit tersendiri untuk kipernya, Cahya Supriadi. Karena penyelamatan dilakukan eks kiper Persija ini terhadap tendangan penalti yang dilepaskan Marc Klok di menit terakhir pertandingan.
"Saya merasa senang dengan penyelamatan yang bisa dilakukan Cahya. Tapi saya lebih senang jika Cahya bisa menepis dua penalti (Persib). Saya juga suka kepada dia secara pribadi dan juga kepribadiannya, sikapnya dan itu menjadi salah satu standar dasar yang bisa dimaksimalkan," tukasnya.
Artikel Tag: PSIM, Persib, Jean-Paul van Gastel