Pelari Kenya Sabastian Sawe Menangi Maraton Berlin 2025 Meski Cuaca Panas
Sabastian Sawe finis lebih dari empat menit di depan Akira Akasaki dari Jepang. (Foto: AFP)
Atlet Kenya, Sabastian Sawe, meraih kemenangan telak di Maraton Berlin pada Minggu (21/9), dengan catatan waktu terbaik musim ini 2 jam, 2 menit, 16 detik.
Meskipun gagal mencapai target ambisiusnya untuk memecahkan rekor lintasan, penampilan dominan Sawe membuatnya jauh mengungguli pesaingnya di hari yang diwarnai cuaca panas tak biasa.
Pelari Kenya berusia 29 tahun itu finis lebih dari empat menit di depan Akira Akasaki dari Jepang, sementara Chimdessa Debele dari Ethiopia finis lebih dari empat setengah menit di belakang untuk meraih posisi ketiga.
“Saya sudah berusaha sebaik mungkin,” kata Sabastian Sawe setelah balapan. “Saya sangat senang.”
Rekan senegaranya, Rosemary Wanjiru, mengukuhkan kesuksesan Kenya di Berlin dengan memenangkan lomba wanita dalam waktu 2:21:05, mengalahkan Dera Dida dari Ethiopia dengan selisih tipis.
Sawe mengikuti acara ini dengan target memecahkan rekor lintasan Berlin 2022 milik Eliud Kipchoge sebesar 2:01:09, yang pernah menjadi rekor dunia sebelum dikalahkan oleh Kelvin Kiptum dengan waktu 2:00:35 di Chicago pada 2023.
Rekor Kiptum tetap menjadi lari maraton tercepat sepanjang masa, meskipun kematian tragisnya dalam kecelakaan mobil pada awal 2024 membuat dunia atletik berduka atas kehilangan bintang terbesarnya.
Namun, kondisi pada Minggu pagi segera menghancurkan harapan Sabastian Sawe untuk memecahkan rekor.
Suhu di ibu kota Jerman mencapai 75,2 derajat Fahrenheit, dengan panas yang semakin intens seiring berjalannya balapan.
Pagi itu dimulai dengan tempo cepat, dengan kilometer pertama ditempuh dalam 2:44, lebih cepat dari edisi sebelumnya.
Sawe melesat di depan rivalnya sejak awal, meninggalkan sebagian besar pembimbing kecepatannya, dan menyelesaikan setengah maraton dalam 1:00:16.
Saat memasuki 19 kilometer terakhir, ia berlari sendirian, didukung hanya oleh sorakan penonton Berlin.
Seiring matahari terik, kecepatan Sawe mulai melambat, terutama setelah kilometer ke-35.
Meskipun penampilannya tetap cukup kuat untuk meraih kemenangan nyaman, jelas bahwa rekor dunia maupun rekor Berlin Kipchoge tidak akan terancam tahun ini.
Panitia balapan telah bersiap menghadapi gangguan potensial, dengan keamanan diperketat setelah protes di acara olahraga internasional baru-baru ini.
Lebih dari 800 petugas polisi ditempatkan di sepanjang rute, dan petugas pengawas bersepeda mengawasi para pelari elit.
Balapan sepeda Vuelta Spanyol baru-baru ini terganggu oleh aktivis, sementara maraton Berlin sebelumnya menarik demonstrasi karena hubungan sponsornya dengan raksasa otomotif BMW.
Meskipun demikian, acara tersebut berlangsung lancar, dengan sekitar 55.000 pelari memadati jalan-jalan Berlin.
Bagi Sabastian Sawe, kemenangan ini bukan hanya puncak kariernya tetapi juga janji untuk masa depan. “Anda tidak bisa berbuat apa-apa tentang cuaca. Saya siap untuk segala kemungkinan,” katanya. “Saya akan kembali tahun depan.”
Artikel Tag: Sabastian Sawe