Kanal

Pelatih Jannik Sinner Peringatkan Lawan-Lawannya Tentang Hal Ini

Penulis: Dian Megane
17 Nov 2025, 22:44 WIB

Jannik Sinner [image: getty images]

Berita Tenis: Jannik Sinner mungkin mengakhiri musim 2025 dengan berhasil mempertahankan gelarnya di ATP Finals, Turin tetapi timnya yakin masih ada ruang untuk perbaikan dalam permainannya.

Petenis berkebangsaan Italia menghibur penggemar tuan rumah di Turin dengan kemenangan atas musuh bebuyutannya, Carlos Alcaraz, yang terakhir kali ia kalahkan di Wimbledon, di final ATP Finals.

Dengan kemenangan tersebut, maka untuk kali kedua secara berturun Sinner memenangkan turnamen tanpa kebobolan satu set pun, sesuatu yang belum pernah diraih petenis lain dalam beberapa kesempatan. Saat ini ia berhasil mengantongi 31 kemenangan berturut-turut di turnamen hard-court dalam ruangan dan telah memenangkan 58 dari 64 pertandingan yang ia lakoni di sepanjang musim ini.

Petenis berusia 24 tahun memenangkan enam gelar di sepanjang musim 2025 meskipun absen selama 90 hari dari turnamen ATP, tepatnya antara bulan Januari dan bulan Mei karena pelanggaran anti-doping. Penangguhan tersebut terkait dengan dua hasil tes positif steroid anabolik terlarang, Clostebol, musim lalu.

Penjelasan petenis peringkat 2 dunia tentang kontaminasi tidak disengaja melalui seorang anggota timnya telah diterima oleh ITIA sebelum WADA mengajukan banding dengan alasan bahwa ia memiliki unsur tanggung jawab. Penyelesaian kasus antara tim hukum sang petenis dan WADA menyetujui penangguhan selama 90 hari. Sepanjang penyelidikan, tidak ada bukti doping disengaja yang terbukti.

Sementara itu, dengan baru menginjak usia 24 tahun, petenis berkebangsaan Italia mungkin masih membutuhkan beberapa musim lagi untuk mencapai performa puncaknya. Pelatihnya, Darren Cahill menunjukkan bahwa masih ada beberapa area yang bisa ditingkatkan lebih lanjut sebelum ia mencapai performa puncaknya di akhir usia 20-an.

“Kami masih merasa, meskipun Jannik mengembalikan servis dengan baik, ia masih punya area di bagian permainan itu yang bisa ia tingkatkan,” aku Cahill.

“Itulah hal yang sangat menarik dan mengasyikkan dalam bekerja dengan seseorang sebaik Jannik, yaitu ada beberapa aspek dalam permainannya yang kami rasa masih bisa ditingkatkan. Kami ingin ia memainkan permainan tenis terbaiknya di usia 28, 29, 30 tahun. Semoga, kami sedang menyiapkan rencana dan platform agar dia bisa melakukan itu dalam beberapa musim ke depan.”

Seberapa hebat potensi juara Wimbledon musim 2025 masih harus dilihat. Tetapi, para pesaingnya di turnamen akan sangat ingin menjinakkannya, terutama Alcaraz yang telah memenangkan empat dari enam pertemuan mereka pada musim ini.

Mengenai apa yang membuat kedua petenis muda menonjol, Cahill yakin itu adalah kemampuan mereka untuk menekan lawan di sepanjang pertandingan.

“Itulah yang membuat Carlos dan Jannik sulit dihadapi, tidak ada waktu untuk bernapas saat bermain melawan mereka,” sambung Cahill.

“Anda bisa kesulitan dalam permainan servis lima menit karena mereka mendapatkan banyak pengembalian bola, lalu mereka bangkit dan melakukan bang bang bang bang, sedikit seperti yang dilakukan Roger Federer dulu, di mana ia melakukan servis dalam 40 detik, memberikan tekanan langsung kembali kepada Anda.”

“Kami mencoba belajar dari yang terbaik, Rafa, Novak, dan Roger, dan mencoba menerapkan sebanyak mungkin dari mereka untuk memberi petenis kami dan memberikan tekanan sebanyak mungkin kepada lawan kami.”

Sinner keluar dari ATP Finals dengan mengantongi hadiah uang sebesar $5.071.000 karena tetap tidak terkalahkan dalam lima pertandingan yang dimainkan. Tidak seperti Alcaraz, ia tidak akan bermain di Davis Cup Finals setelah mengundurkan diri dari ajang tersebut untuk memperpanjang masa istirahatnya.

Artikel Tag: Tenis, ATP Finals, Jannik Sinner, Carlos Alcaraz

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru