Pemain WNBA Sepakat Beri Mandat Mogok di Tengah Negosiasi Kontrak Baru
Meski kenaikan gaji yang ditawarkan tergolong lompatan besar, para pemain WNBA menilai porsi bagi hasilnya masih belum adil. (Foto: AP)
Asosiasi Pemain WNBA (WNBPA) mengumumkan bahwa para anggotanya telah memberikan mandat kepada pimpinan serikat untuk melakukan mogok kerja “jika diperlukan”.
Pengumuman ini dikemukakan di tengah negosiasi yang masih alot dengan liga terkait perjanjian kerja bersama (collective bargaining agreement/CBA) yang baru.
Keputusan tersebut diumumkan Kamis (18/12) waktu setempat, setelah proses pemungutan suara yang berlangsung sepanjang pekan ini.
Dalam pernyataannya, WNBPA menyebut suara para pemain “telah berbicara dengan tegas”.
Dengan tingkat partisipasi yang disebut bersejarah, mayoritas besar anggota memberikan kewenangan kepada Komite Eksekutif WNBPA untuk memanggil mogok kerja apabila situasi menuntut.
Namun, serikat menekankan bahwa langkah ini bukanlah seruan untuk mogok segera, melainkan bentuk solidaritas dan kepercayaan terhadap kepemimpinan pemain di tengah proses negosiasi yang dianggap buntu.
Menurut WNBPA, para pemain selama ini telah mengajukan pendekatan yang rasional dan konstruktif, tetapi justru berhadapan dengan resistensi terhadap perubahan serta upaya mempertahankan ketentuan lama yang dinilai membatasi dan merugikan pemain selama hampir tiga dekade.
“Para pemain tetap bersatu, teguh, dan siap memperjuangkan nilai serta masa depan mereka,” demikian bunyi pernyataan tersebut.
Sumber ESPN mengungkapkan bahwa proposal terbaru WNBA mencakup skema bagi hasil pendapatan tanpa batas (uncapped revenue sharing).
Dalam proposal itu, gaji maksimum pemain bisa melonjak hingga di atas 1,3 juta dolar AS—naik drastis dari sekitar 249 ribu dolar pada 2025—dan berpotensi mendekati 2 juta dolar sepanjang masa kontrak.
Gaji rata-rata juga diusulkan naik menjadi lebih dari 530 ribu dolar, sementara gaji minimum diproyeksikan melampaui 250 ribu dolar pada tahun pertama.
Meski angka tersebut tergolong lompatan besar, para pemain menilai porsi bagi hasilnya masih belum adil. WNBPA mendorong sistem yang memberi pemain sekitar 30 persen dari pendapatan kotor liga.
Sebaliknya, liga dikabarkan mengusulkan skema yang memberi pemain kurang dari 15 persen pendapatan bersih, dengan alasan kebutuhan menutup biaya operasional yang lebih besar dibanding liga profesional lain.
WNBA menepis karakterisasi WNBPA tersebut.
Dalam pernyataan resmi, liga menyatakan telah bernegosiasi dengan itikad baik dan menawarkan perubahan signifikan, termasuk kenaikan gaji segera dan sistem bagi hasil baru yang dikaitkan dengan pertumbuhan pendapatan.
Liga juga menegaskan komitmennya untuk mencapai kesepakatan secepat mungkin demi memastikan musim ke-30 WNBA tetap berjalan.
Keputusan akhir terkait mogok kini berada di tangan tujuh anggota Komite Eksekutif WNBPA, termasuk Presiden Nneka Ogwumike dan sejumlah bintang liga lainnya.
Jika terjadi, mogok kerja ini akan menjadi yang pertama dalam sejarah WNBA.
Data WNBPA menunjukkan 93 persen pemain yang berhak ikut serta berpartisipasi dalam pemungutan suara, dan 98 persen dari mereka menyetujui pemberian mandat mogok—sebuah sinyal kuat ketegangan yang masih menyelimuti perundingan.
Artikel Tag: WNBA