Kanal

Jessica Pegula Tak Sangka Bisa Lumpuhkan Aryna Sabalenka Di Wuhan

Penulis: Dian Megane
12 Okt 2025, 17:26 WIB

Jessica Pegula [image: VCG]

Berita Tenis: Jessica Pegula menjadi petenis pertama yang mengalahkan Aryna Sabalenka di Wuhan Open usai memperlihatkan kegigihan yang menginspirasi di set penentu demi meraih kemenangan yang mengejutkan.

Petenis unggulan keenam terpaut dua poin lagi dari kekalahan sebelum akhirnya menunjukkan daya juang tinggi demi mengaramkan petenis unggulan pertama, Sabalenka di babak tiebreak set ketiga di semifinal Wuhan Open yang penuh intrik. Dengan kemenangan tersebut, maka untuk kali kelima ia menundukkan petenis peringkat 1 dunia yang tengah bertahta sejak musim 2023 sekaligus kali pertama pada musim ini.

Sabalenka yang mencatatkan 20-0 sebelum memasuki semifinal di Wuhan musim ini, tampak akan menutup pertandingan ketika unggul dengan 5-2 di set ketiga sebelum terpaut dua poin lagi dari kemenangan pada kedudukan 5-3. Tetapi permainan yang kurang meyakinkan dari sang petenis yang melakukan 33 unforced error ditambah beberapa permainan penuh keberanian dari petenis AS, jalan pertandingan pun berubah. Bahkan petenis unggulan pertama sempat melempar raketnya karea frustasi ketika ia tertinggal dengan 5-6.

Pada peluang match point pertama, rasa gugup petenis unggulan keenam lebih menguasainya setelah ia melakukan empat pelanggaran ganda. Tetapi ia mampu menenangkan diri di babak tiebreak dengan memenangkan enam dari tujuh poin pertama sebelum mengonversi peluang match point berkat kesalahan pengembalian forehand dari Sabalenka.

“Itu gila, saya tidak percaya saya bisa bangkit dan memenangkannya,” seru Pegula. “Saya jelas sangat gugup saat mencoba melakukan servis. Saya kehilangan waktu, kehilangan ritme, dan mencoba terlalu keras. Tetapi saya langsung bangkit di babak tiebreak.”

“Saya sangat bangga pada diri sendiri. Saya telah bermain tenis begitu banyak dalam beberapa pekan terakhir, begitu banyak pertandingan tiga set, tetapi saya merasa sangat tangguh saat ini dan saya berusaha memanfaatkannya sebaik mungkin.”

Sejak tersingkir dari US Open, juara di Charleston musim ini telah melakoni laga tiga set di delapan dari sembilan laga terakhirnyayang ia lakoni, dengan memenangkan tujuh di antaranya. Sesuatu yang ia yakini memainkan faktor kunci dalam kemenangan teranyarnya.

“Beberapa pekan terakhir saya banyak kehilangan match point, ada match point yang hilang, ada match point yang saya selamatkan….jujur ​​saja, ini bukan hal baru,” tambah Pegula.

“Saya hanya fokus, memainkan poin berikutnya, melanjutkan permainan, dan mencoba memikirkan strategi saya.”

Juara di Bad Homburg musim 2025 kini menjadi petenis pertama berusia 30 tahun ke atas yang mencapai final turnamen WTA level 1000 dalam dua musim berturut-turut sejak Serena Williams (2013-2016). Di final Wuhan Open, ia akan berhadapan dengan rekan senegaranya, Cori Gauff.

Final tersebut menjadi final turnamen WTA level 1000 ketiga yang mempertemukan dua petenis AS sejak kategori tersebut diperkenalkan pada musim 2009. Dua pertandingan lainnya adalah antara petenis unggulan keenam dan Anamda Anisimova di Canadian Open 2024 dan Williams dan Madison Keys di Italian Open 2016.

“Akan luar biasa bertanding melawan Coco di final. Ia pasti ingin menang setelah kalah di final musim lalu,” tutur Pegula yang lolos ke final keenam pada musim ini.

“Kami saling mengenal dengan sangat baik, tidak ada rahasia. Kami tahu rencana permainan kami dan yang menentukan adalah siapa yang paling mampu menjalankan rencana tersebut.”

Artikel Tag: Tenis, Wuhan Open, Jessica Pegula, Aryna Sabalenka

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru