Kanal

Thomas Tuchel: Inggris akan Jadi Underdog di Piala Dunia 2026

Penulis: Fery Andriyansyah
09 Okt 2025, 09:00 WIB

Pelatih timnas Inggris, Thomas Tuchel. (Foto: Michael Regan/Getty Images)

Berita Sepak Bola: Thomas Tuchel menegaskan Inggris akan masuk Piala Dunia 2026 sebagai underdog, karena faktanya mereka belum memenangkan trofi besar sejak 1966 — posisi yang menurutnya sulit diubah hanya dengan retorika.

Tuchel juga menyebut faktor non-teknis, seperti iklim pertandingan di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko, serta adanya tim-tim yang lebih berpengalaman memenangkan turnamen membuat Inggris tidak otomatis menjadi favorit. Menurutnya, kondisi itu memperkuat alasan mengapa tim harus solid, bukan sekadar dihuni nama besar. 

“Kita harus datang sebagai sebuah tim. Kita akan datang sebagai underdog karena kita belum memenangkannya selama puluhan tahun, dan kita akan melawan tim yang berulang kali sudah menjadi juara,” ujar Tuchel, menekankan pentingnya kohesi tim ketimbang sekadar mengumpulkan talenta individual. 

Keputusan itu juga terlihat dalam pemanggilan skuad jelang jeda internasional: Thomas Tuchel memilih mempertahankan kelompok pemain yang sama setelah kemenangan besar atas Serbia, sehingga nama-nama besar seperti Jude Bellingham kali ini tidak masuk daftar — langkah yang ia jelaskan sebagai upaya menjaga harmoni dan kebiasaan kerja tim. 

Prinsip Tuchel terang: “Kita tidak mengumpulkan pemain paling berbakat semata; kita mengumpulkan orang-orang yang punya ‘lem’ dan kohesi agar bisa menjadi tim terbaik.” Pernyataan ini menunjukkan filosofi pelatihnya—lebih mengutamakan struktur tim daripada menonjolkan bintang individu. 

Secara statistik dan sejarah, klaim Tuchel punya dasar: Inggris sudah dua kali mencapai final Euro di era Gareth Southgate, namun gelar besar Piala Dunia terakhir diraih pada 1966 — hal yang membuat ekspektasi publik dan label favorit menjadi bermasalah jika tidak diiringi kebersamaan nyata. 

Selain memberi ruang bagi mentalitas ‘underdog’, Tuchel melihat keuntungan psikologis dari peran yang jelas: “Saya tidak akan menganggap kita sebagai favorit,” ujarnya. Sikap rendah hati itu menurutnya bisa membantu tim fokus pada langkah demi langkah, bukan terbebani label.

Imbas praktis dari pendekatan ini adalah perubahan dinamika skuad dan debat publik soal siapa yang wajib dipanggil. Jeda internasional mendatang (laga persahabatan vs Wales dan kualifikasi vs Latvia) akan jadi ujian pertama bagi filosofi Tuchel di panggung internasional — dan juga waktu bagi suporter untuk menilai apakah taktik ‘kebersamaan dulu’ bisa berbuah hasil besar. 

Artikel Tag: Thomas Tuchel, Timnas Inggris, Piala Dunia 2026

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru