Oscar De La Hoya Bangga Atas Kemenangan Crawford: Canelo “Terlihat Bodoh”
Bagi Oscar De La Hoya, hasil tersebut menjadi pembenaran—tidak hanya atas kehebatan Crawford namun juga atas kritiknya yang lama terhadap Alvarez. (Foto: Fight TV)
Oscar De La Hoya tidak pernah ragu untuk mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap mantan anak didiknya, Canelo Alvarez, dan ia kembali memanfaatkan kesempatan setelah kemenangan bersejarah Terence Crawford di Las Vegas.
Crawford, yang naik dua kelas berat untuk menghadapi Alvarez di Allegiant Stadium pada 13 September lalu, mengejutkan banyak orang dengan mengungguli superstar Meksiko itu selama 12 ronde dan menjadi juara menengah super sejati.
Namun, bagi Oscar De La Hoya, hasil tersebut tidak mengejutkan.
“Saya sudah bilang begitu,” kata legenda tinju itu dalam postingan Instagram yang penuh semangat pada 18 September lalu.
“Saya memprediksi pertarungan Canelo-Crawford seperti peramal. Kaki Canelo tertanam di kanvas sementara dia hanya memukul udara. Apa sih itu? Crawford naik dua divisi dan bertarung dengan indah, membuatnya terlihat mudah, dan membuat Canelo terlihat konyol.”
Oscar De La Hoya melanjutkan dengan menepis segala alasan yang terkait dengan usia Alvarez atau penurunan performanya. “Dan sebelum ada yang mengatakan Canelo sudah tua, ketahuilah Crawford lebih tua. Itu bukan alasan di sini,” katanya.
Pendiri Golden Boy Promotions itu juga menyerang riwayat pertarungan Alvarez, menyarankan bahwa dominasi Alvarez telah dilebih-lebihkan.
“Saya mempromosikan seluruh karier Canelo dan itu hanyalah omong kosong,” lanjut De La Hoya. “Petinju sejati yang pernah dia hadapi hanyalah Floyd Mayweather, Dmitry Bivol, dan sekarang Crawford—dan mereka semua mengalahkannya dengan mudah. Bahkan Mayweather tahu Crawford akan mengalahkannya. Dia bertaruh $50.000 bahwa Crawford akan menang.”
Hubungan antara Alvarez dan De La Hoya memburuk sejak perpisahan mereka pada 2020.
Selama satu dekade, Oscar De La Hoya memainkan peran sentral dalam mengangkat Alvarez menjadi bintang global melalui Golden Boy dan DAZN, dengan cermat memilih pertarungan yang mengubahnya menjadi daya tarik terbesar dalam tinju.
Kemitraan itu runtuh ketika Alvarez menggugat promotornya dan berhasil menegosiasikan keluar dari kontraknya.
Sejak itu, Alvarez menempuh jalannya sendiri, bekerja dengan beberapa promotor dan jaringan.
Awal tahun ini, petinju berusia 35 tahun itu menandatangani kontrak empat pertarungan dengan Riyadh Season, seri yang didukung Saudi yang telah menyelenggarakan beberapa pertarungan tinju paling menguntungkan.
Dengan Crawford kini menjadi salah satu noda kecil dalam karier dominannya, Alvarez masih memiliki dua pertarungan tersisa dalam kontrak tersebut.
Bagi De La Hoya, hasil tersebut menjadi pembenaran—tidak hanya atas kehebatan Crawford tetapi juga atas kritiknya yang lama terhadap Alvarez. “Crawford mempermainkannya, seperti mengambil permen dari bayi,” katanya.
Sementara Alvarez berusaha bangkit dan menyelamatkan sisa kontraknya, kata-kata De La Hoya menjadi pengingat bahwa dalam tinju, pertarungan di luar ring bisa sama menyakitkannya dengan yang di dalam ring.
Artikel Tag: oscar de la hoya