Berita Piala Eropa 2016: Menurut Guillem Balague Tren Sepak Bola di Piala Eropa 2016 Alami Kemunduran

Penulis: Nur Afifah
Selasa 12 Jul 2016, 06:01 WIB - 1640 views
Berita Piala Eropa 2016: Menurut Guillem Balague Tren Sepak Bola di Piala Eropa 2016 Alami Kemunduran

Jerman dan Italia dinilai telah menunjukkan permainan sepakbola modern yang menarik walaupun keduanya gagal juara

Ligaolahraga.com -

Ligaolahraga – Berita Piala Eropa 2016: Pengamat sepak bola Spanyol Guillem Balague mengatakan bahwa pada gelaran Euro 2016 menunjukkan adanya tren sepakbola regresif dan defensive. Ia mengatakan bahwa permainan sepak bola yang ditunjukkan sebagian tim peserta Euro 2016 kembali ke era 1990-an.

Ligaolahraga – Berita Piala Eropa 2016: Pengamat sepak bola Spanyol Guillem Balague mengatakan bahwa pada gelaran Euro 2016 menunjukkan adanya tren sepakbola regresif dan defensive. Ia mengatakan bahwa permainan sepak bola yang ditunjukkan sebagian tim peserta Euro 2016 kembali ke era 1990-an.

Berikut adalah pendapat yang dinyatakan Guillem Balague, salah satu pengamat sepakbola Spanyol terkait permainan yang ditampilkan tim-tim peserta Euro 2016.

Menurut dia, selama ini Piala Eropa ini telah memperoleh partai final yang layak. Namun, ada perubahan tren sepak bola di Piala Eropa 2016. Seperti apa perubahan itu, Balague akan menuturkan pengamatannya.

“Perancis melawan Portugal adalah kontes dua tim dengan tipikal permainan bertahan. Pemain bertalenta seperti Ricardo Quaresma, Joao Moutinho, Andre Gomes, Rafa Silva, Kingsley Coman, dan Anthony Martial ditinggalkan dibangku cadangan," Balague mengatakan.

Sementara itu, dalam pertandingan final piala eropa 2016, Guillem Balague kembali mengkomentari jika lini tengah Portugal diisi pemain seperti William Carvalho, Renato Sanches, dan Adrien Silva, sementara Perancis memiliki Moussa Sissoko dan Blaise Matuidi dengan Paul Pogba sebagai komando. "Ada banyak kekuatan tetapi masih kurang kecekatan dan bakat jika dibandingkan dengan kebanyakan jawara Eropa," ungkap Balague.

“Pogba memiliki banyak kualitas tetapi ia lebih terlihat konsisten ketika bermain sebagai gelandang bertahan, sehingga dibandingkan melihat ia berkreativitas, kita lebih banyak melihat permainan yang konservatif," katanya.

“Ini adalah gelaran Piala Eropa tanpa inovasi dan banyak disuguhkan dengan permainan yang terlalu berhati-hati. Tentu saja sebagian besar karena tekanan tim nasional, tetapi ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar tim nasional belum mampu mengeluarkan talenta yang mereka miliki," tuturnya lagi.

Balague mengungkapkan jika pelatih timnas sering menggunakan alasan bahwa mereka tidak punya cukup waktu untuk bekerja dengan pemain, tetapi dalam setiap turnamen ada dua atau tiga sisi yang menunjukkan bahwa hal itu tidaklah tepat. Di sisi lain, tim seperti Italia dan Jerman telah menunjukkan bahwa jika Anda memilih pemain yang memiliki kecerdasan cukup, Anda akan dapat bekerja dengan mereka.

“Secara keseluruhan, saya merasa kita telah kembali ke sepakbola di era akhir tahun 1990an dan awal 2000an, kami rasa kita harus bergerak dari sana, tetapi turnamen ini membuatnya menjadi tren lagi," paparnya.

Tak hanya itu, pengamatan klub lain juga tak luput dari Balague, seperti Islandia yang sukses dengan permainan yang sangat defensive. Wales bermain dengan permainan defensive yang serupa dan terlalu bergantung pada Aaron Ramsey dan Joe Allen. Apa yang membuat mereka sukses adalah bagaimana mereka bekerja untuk bermain dari sisi, tetapi ini bukan berarti lini tengah yang ingin mengontrol bola.

“Tentu saja, hal ini baik dan saya tidak mengkritiknya. Ini adalah hasil kerja keras yang mereka raih selama ini, tetapi ada hanya dua kubu yang benar-benar memainkan sepakbola modern seperti yang kita harapkan," tambahnya.

Berbeda dengan gaya permainan yang ditunjukkan oleh Italia dan Jerman. Mereka menunjukkan bermacam-macam taktik, kecerdasan dengan bola dan menawarkan sesuatu yang tidak dimiliki tim lain.

Jerman harus bermain dengan tiga pemain belakang melawan Italia, yang sangat sulit untuk melancarkan serangan balik kecuali Anda bermain dengan formasi yang sama. Joachim Loew kadang-kadang memainkan nomor 9 dan kadang-kadang tidak.

Mereka lebih baik daripada Perancis di semifinal, tetapi tidak dapat mencetak gol dan banyak dari Anda akan mengatakan, mereka telah dikalahkan, jadi kita tidak perlu memuji mereka. Jika itu yang Anda pikirkan tentang sepakbola, saya pikir Anda hanya akan membentuk opini Anda sendiri di akhir turnamen berdasarkan siapa yang menang.

Terbukti jika Sang juara, Portugal, menunjukkan potensi dan kebebasan menyerang saat bermain imbang 3-3 dengan Hungaria, tetapi mereka mengubah taktiknya saat melawan Kroasia di babak 16 besar untuk memastikan mereka tidak akan gagal lagi. Dalam pertandingan tersebut, tidak satupun yang membahayakan gawang satu sama lain dan tidak ada shots on target selama 90 menit.

Sejak tahun 2008 kita telah melihat ada banyak cara lain untuk bertahan, dari depan misalnya, dan cara-cara baru bermain bola. Lihatlah tim Pep Gualdiola, Spanyol saat pertama kali dilatih Vicente Del Bosque, Jerman dibawah kepelatihan Joachim Loew, Borussia Dortmund dibawah Thomas Tuchel, data Rayo dibawah kepelatihan Paco Jemez.

“Gaya baru dan modern semacam ini tidaklah ketinggalan zaman, tetapi tidak diikuti banyak pelatih dan tim seperti yang Anda perkirakan," ujarnya lagi. Yang menarik adalah tim baru Jose Mourinho. Sepakbola selalu berputar dan terkadang terlihat seperti possession-bassed style membangun serangan dari lini belakang dan bertahan dengan merebut bola dari lawan.

Artikel Tag: Guillem Balague, Euro 2016, Gaya permainan, Joachim Loew, Jose Mourinho, Diego Simeone

Published by Ligaolahraga.com at https://dev.ligaolahraga.com/bola/berita-piala-eropa-2016-menurut-guillem-balague-tren-sepak-bola-di-piala-eropa-2016-alami-kemunduran