Eddie Howe Hidupkan Kembali Strategi Lemparan Jauh di Newcastle United

Penulis: Fery Andriyansyah

Minggu 02 Nov 2025, 03:00 WIB - 416 views

Manajer Newcastle United, Eddie Howe. (Foto: Stu Forster/Getty Images)

Berita Liga Inggris: Eddie Howe terus menunjukkan inovasinya di Newcastle United. Kali ini, ia menghidupkan kembali tren lemparan jauh (long throw) yang sempat populer di era Rory Delap.

Mohamed Salah Ungkap Kebanggaannya Usai Cetak 250 Gol di Liverpool

Menurut data Opta, musim ini terjadi rata-rata empat lemparan jauh sejauh 20 meter atau lebih ke dalam kotak penalti di setiap laga Premier League — dua kali lipat dibanding musim-musim sebelumnya sejak 2014/15.

Langkah ini bukan kebetulan. Eddie Howe mengungkapkan bahwa ide tersebut datang setelah kedatangan Martin Mark, pelatih spesialis bola mati yang direkrut Newcastle United pada musim panas lalu.

“Itu ide dari Martin,” jelas Howe. “Kami duduk bersama membahas potensi lemparan jauh, dan kini Dan Burn serta Tino Livramento menjadi eksekutor utama kami.”

Howe menegaskan bahwa timnya berlatih secara khusus untuk memaksimalkan lemparan jauh sebagai bagian dari variasi serangan bola mati.

“Kami punya beberapa pemain lain yang sedang kami latih untuk meningkatkan jarak lemparan mereka,” kata Howe. “Ini memberi kami lebih banyak opsi dan cara menyerang berbeda.”

Selain lemparan jauh, Howe menyoroti pentingnya tinggi badan dalam strategi set-piece. Dengan pemain-pemain seperti Fabian Schär, Sven Botman, Malick Thiaw, dan Nick Woltemade, Newcastle memiliki keunggulan udara yang berbahaya.

“Tinggi pemain sangat penting. Kami selalu membicarakannya dalam proses rekrutmen karena keseimbangan tim bisa menentukan hasil pertandingan,” ujarnya.

Opta mencatat bahwa musim ini Premier League mengalami rasio gol dari bola mati tertinggi kedua dalam sejarah kompetisi. Newcastle sendiri selalu dikenal sebagai tim yang berbahaya dalam situasi ini.

Musim lalu, hanya enam tim yang mencetak lebih banyak gol dari bola mati dibanding The Magpies, dan hanya tiga tim yang melakukannya di musim sebelumnya.

Meskipun baru mencetak tiga gol set-piece di Premier League musim ini, gol pembuka mereka melawan Tottenham di Carabao Cup berasal dari situasi sepak pojok — bukti bahwa latihan tersebut mulai membuahkan hasil.