Kritik Ruben Amorim, Jamie Carragher: Pelatih Modal Tampang!

Penulis: Demos Why

Selasa 02 Sep 2025, 18:50 WIB - 202 views

Berita Sepak Bola: Jamie Carragher menyebut posisi Ruben Amorim di Manchester United hingga saat ini masih aman karena bermodal wajah yang rupawan. Benarkah?

Jamie Carragher Kritik Tajam Alejandro Garnacho Usai Gabung Chelsea

Ruben Amorim mengambil alih kursi kepelatihan Manchester United pada November 2024 dengan harapan mampu membawa angin segar ke Old Trafford. Namun, perjalanan sang pelatih asal Portugal jauh dari mulus. Dalam 46 pertandingan yang dipimpinnya, United hanya mampu meraih 17 kemenangan dan harus menelan 17 kekalahan. Beberapa di antaranya menjadi catatan kelam, seperti kegagalan di final Liga Europa serta kekalahan memalukan di ajang Carabao Cup melawan tim divisi bawah, Grimsby Town. Serangkaian hasil buruk itu menimbulkan banyak pertanyaan mengenai kondisi ruang ganti dan masa depan tim di bawah asuhan Amorim.

Meski demikian, Sir Jim Ratcliffe bersama grup kepemilikan INEOS belum mengambil langkah pemecatan. Situasi ini membuat banyak pihak menilai Amorim beruntung masih dipertahankan sebagai manajer klub sebesar United. Komentator sepak bola Jamie Carragher bahkan melontarkan kritik pedas, dengan menyindir bahwa satu-satunya alasan Amorim masih bertahan hanyalah karena “tampang rupawan”-nya, bukan karena prestasi di lapangan.

“Sekarang muncul desakan besar untuk membawa Jose Mourinho kembali ke sepak bola Inggris, dan alasannya sederhana: dia selalu sukses di panggung besar. Mourinho punya segalanya, tetapi yang terpenting, dia adalah seorang pemenang. Kita selalu mengingat sosok seperti Brian Clough—ketika saya masih kecil, setiap kali dia berbicara, semua orang mendengarkan, karena dia punya reputasi sebagai seorang pemenang," ujar Carragher saat berbicara di acara The Overlap Fan Debate.

“Masalah dengan Ruben Amorim adalah meskipun ia piawai berbicara di konferensi pers, kenyataannya ia tidak memenangkan apa pun. Akibatnya, orang-orang mulai berpikir, ‘Sudahlah, diam saja, berhenti bicara.’ Padahal, jika ia menang, kita semua mungkin akan menilai karisma dan kepribadiannya sebagai sesuatu yang luar biasa.”

“Kalau saja ia tidak begitu karismatik saat berbicara di depan media, dan bukan karena wajah tampannya, mungkin ia sudah kehilangan pekerjaannya sejak lama. Jika menilik hasil di lapangan, memang tidak ada yang bisa dibanggakan—rekornya mengerikan.”