Mengapa Banyak Pemain Sepak Bola Kini Punya Kanal YouTube?

Penulis: Depe Ptr

Kamis 18 Des 2025, 13:58 WIB - 377 views

Mengapa Banyak Pemain Sepak Bola Kini Punya Kanal YouTube? — Youtube via gettyimages

Berita Sepak Bola: Banyak pesepak bola kini memiliki kanal YouTube untuk membangun personal brand dalam berbagi kehidupan di luar lapangan.

Kylian Mbappe Hanya Butuh Dua Laga Samakan Rekor Ronaldo

Sejumlah besar pemain sepak bola telah membuat kanal YouTube pribadi - beberapa untuk tujuan media, yang lain untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan penggemar mereka.

Saluran YouTube Cristiano Ronaldo telah mengumpulkan lebih dari 77 juta pelanggan, dengan mengunggah wawancara, momen di balik layar, dan berkolaborasi bersama para kreator konten ternama seperti MrBeast.

James Maddison, pemain Tottenham dan Inggris, juga telah membuat saluran YouTube tempat ia berbagi perjalanan fisik dan emosionalnya dalam pemuliha dari cedera ligamen anterior cruciate (ACL).

Ella Toone secara rutin membagikan vlog tentang kehidupannya sebagai gelandang Manchester United dan Inggris, serta kolaborasi dengan pesepakbola dan kreator konten lainnya.

Mantan kiper Premier League, Ben Foster, membuat saluran YouTube-nya pada tahun 2020, awalnya mengunggah video dari kamera yang dipasang di dekat gawang selama pertandingan. Sekarang ia membawakan podcast video di platform tersebut.

Jude Bellingham menggunakan saluran YouTube-nya dengan cara yang sedikit berbeda, merilis film dokumenter tentang kepindahannya ke Real Madrid di platform video, alih-alih melalui media tradisional.

Mengapa para pemain sepak bola beralih ke YouTube?

Pakar strategi YouTube, Seb Losardo, mengatakan kepada BBC Sport bahwa para pemain sepak bola membuat konten untuk "kontrol dan koneksi".

"Pergeseran ini adalah tentang menguasai narasi, audiens, dan kelangsungan karier. Para penggemar dapat melihat para pemain dalam kehidupan sehari-hari mereka yang sebenarnya; di rumah bersama keluarga, saat latihan, di ruang ganti," katanya. "Ini membantu penggemar memahami kepribadian, konteks, dan perjalanan, bukan hanya penampilan."