Rekor Belanja Liverpool Tak Ganggu Kestabilan Finansial

Berita Liga Inggris: Meski mengeluarkan sekitar Rp6,3 triliun untuk belanja pemain musim panas ini, Liverpool tetap mencatatkan laba bersih dalam laporan keuangan mereka.

Berita Liga Inggris: Meski mengeluarkan sekitar Rp6,3 triliun untuk belanja pemain musim panas ini, Liverpool tetap mencatatkan laba bersih dalam laporan keuangan mereka.

Klub ini telah memecahkan rekor belanja, namun tetap berada dalam posisi finansial yang sehat berkat strategi pengelolaan yang efisien di bawah Fenway Sports Group (FSG). The Athletic melaporkan bahwa Liverpool kini dalam posisi surplus untuk tahun keuangan 2025/26.

Biaya transfer sebesar Rp6,34 triliun mencakup perekrutan Florian Wirtz, Hugo Ekitike, Milos Kerkez, Jeremie Frimpong, Giorgi Mamardashvili, Armin Pecsi, dan Freddie Woodman. Namun, karena biaya transfer diamortisasi selama lima tahun, dampaknya terhadap laporan keuangan tahunan menjadi lebih ringan. Sebaliknya, penjualan pemain seperti Luis Diaz dicatat langsung sebagai keuntungan penuh.

Kepindahan Diaz ke Bayern Munich senilai Rp1,39 triliun menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp1,03 triliun, setelah dikurangi gajinya yang tersisa sekitar Rp376 miliar. Penjualan Jarell Quansah, Trent Alexander-Arnold, Caoimhin Kelleher, dan Nat Phillips juga dihitung sebagai keuntungan penuh, semakin memperkuat posisi finansial klub.

Meskipun Liverpool kini bersiap untuk menebus Alexander Isak dengan nilai yang bisa memecahkan rekor transfer Inggris, hal itu tidak akan menggoyahkan stabilitas mereka. Klub bahkan masih memiliki ruang untuk mendatangkan satu bek tengah senior tambahan sebelum bursa transfer ditutup.

Selain pemasukan dari penjualan pemain, Liverpool juga berhasil memangkas beban gaji. Salah satunya adalah gaji pokok Alexander-Arnold sebesar Rp4,3 miliar per pekan yang kini sudah tidak lagi tercatat.

Artikel Tag: Liverpool, FSG, Arne Slot