Maccabi Tel Aviv Tolak Jatah Tiket Tandang ke Markas Aston Villa
Maccabi Tel Aviv akan bertandang ke markas Aston Villa, Villa Park. (Foto: Dan Mullan/Getty Images)
Berita Liga Europa: Klub Israel, Maccabi Tel Aviv, resmi menolak jatah tiket tandang untuk pertandingan Liga Europa melawan Aston Villa di Villa Park pada 6 November mendatang. Keputusan itu diambil menyusul larangan yang diberlakukan oleh otoritas setempat terhadap kehadiran pendukung tim tamu, dengan alasan keamanan.
Pekan lalu, Safety Advisory Group (SAG) memutuskan untuk memblokir kedatangan fans Maccabi Tel Aviv setelah penilaian risiko dari West Midlands Police, yang mengklasifikasikan laga tersebut sebagai pertandingan “berisiko tinggi”. Keputusan itu memicu gelombang kritik, termasuk dari Perdana Menteri Inggris, Sir Keir Starmer, yang menilai larangan tersebut tidak proporsional.
Namun, melalui pernyataan resmi yang dirilis Senin (20/10) malam waktu setempat, Maccabi Tel Aviv menyatakan bahwa mereka menolak setiap alokasi tiket tandang demi keselamatan para pendukungnya. “Keselamatan dan kesejahteraan para fans kami adalah hal yang utama. Berdasarkan pengalaman pahit sebelumnya, kami memutuskan untuk menolak setiap tawaran tiket bagi pendukung tandang,” tulis klub di situs resminya.
Klub berharap situasi dapat membaik di masa depan agar mereka bisa kembali bermain di Inggris dalam suasana yang lebih sportif. Dalam pernyataan yang sama, Maccabi juga mempertanyakan motif di balik pelarangan tersebut, dengan menuding adanya upaya dari kelompok tertentu yang berusaha menjelekkan nama basis pendukung mereka.
“Ada kelompok yang berusaha memfitnah basis fans kami dengan memanfaatkan insiden terisolasi untuk tujuan sosial dan politik mereka sendiri,” lanjut pernyataan itu. “Akibat kebohongan yang disebarkan, atmosfer penuh kebencian pun tercipta, sehingga keselamatan fans kami yang ingin hadir menjadi sangat diragukan.”
Klub asal Tel Aviv itu juga menegaskan komitmennya terhadap nilai keberagaman. “Skuad utama kami terdiri dari pemain Muslim, Kristen, dan Yahudi. Basis pendukung kami juga lintas agama dan etnis. Kami bekerja keras untuk memberantas rasisme di kalangan minoritas ekstrem dalam komunitas pendukung kami,” tulis mereka.
Sebelumnya, Menteri Kebudayaan Inggris, Lisa Nandy, mengecam larangan tersebut, menyebutnya sebagai keputusan yang “memilih untuk mengecualikan” warga Yahudi. Dalam sidang di House of Commons, Nandy menyatakan bahwa meskipun keputusan akhir ada di tangan kepolisian, Inggris seharusnya “terkejut” karena penilaian risiko itu sebagian besar didasarkan pada faktor identitas fans sebagai orang Israel dan Yahudi.
Meski begitu, beberapa pihak menilai isu ini telah dibelokkan. Ayoub Khan, anggota parlemen independen untuk Birmingham Perry Barr, menegaskan bahwa larangan itu bukan tentang agama, melainkan tentang riwayat kekerasan suporter. “Yang tidak diterima di Aston adalah para hooligan yang punya sejarah panjang kekerasan dan rasisme menjijikkan,” ujarnya.
Sementara itu, jaringan Fare Network, yang memantau kasus diskriminasi untuk UEFA, menyebut bahwa mereka “enggan mempertanyakan” keputusan kepolisian dan menyatakan bahwa sebagian pendukung Maccabi memang “terkenal dengan perilaku rasis”. Organisasi tersebut diketahui telah beberapa kali melaporkan insiden diskriminasi yang melibatkan fans Maccabi selama satu dekade terakhir.
Polisi sepak bola Inggris (UK Football Policing Unit) juga dikabarkan sedang berkoordinasi dengan otoritas Israel untuk menyelidiki dugaan keterlibatan fans Maccabi dalam kerusuhan yang menyebabkan derbi Tel Aviv dibatalkan pada akhir pekan lalu. Namun pihak klub membantah keras tuduhan tersebut.
“Fans kami sering bepergian ke seluruh Eropa tanpa insiden. Menyalahkan perilaku fans sebagai alasan larangan bepergian adalah bentuk distorsi terhadap kenyataan,” tulis Maccabi. “Komunitas Yahudi tahu betul taktik seperti ini dan mengerti ke mana arah dari upaya semacam itu bisa mengarah.”
Artikel Tag: Maccabi Tel Aviv, Aston Villa, Liga Europa