Mikel Arteta Harus dalam Tekanan Usai Arsenal Kalah dari Liverpool
Manajer Arsenal, Mikel Arteta. (Foto: Carl Recine/Getty Images)
Berita Liga Inggris: Arsenal memulai musim dengan dua kemenangan beruntun, namun kekalahan dari Liverpool akhir pekan lalu menjadi pukulan besar bagi tim asuhan Mikel Arteta. Hasil tersebut membuat The Gunners kini sudah harus mengejar sang juara bertahan Premier League sejak awal musim.
Musim ini dianggap sangat krusial, terutama bagi Mikel Arteta yang sejak ditunjuk pada 2019 baru mempersembahkan satu trofi mayor, yaitu Piala FA. Menurut pundit sepak bola Stan Collymore, catatan itu tidak cukup untuk seorang manajer klub sebesar Arsenal. Dalam kolom eksklusifnya di CaughtOffside, Collymore menyampaikan pandangan keras soal posisi Arteta.
“Saya cukup terkejut Mikel Arteta tidak berada dalam tekanan di Arsenal. Setiap musim saya selalu bertanya: kapan kritik terhadap Arteta akan muncul? Satu-satunya alasan saya pikir dia terhindar dari kritik adalah karena dia selalu masuk konferensi pers dengan senyum lebar, seolah baru saja menang 6-0 atas Real Madrid,” kata Collymore.
“Setiap konferensi pers dia tampak percaya diri. Itu cukup berani untuk manajer yang hanya memenangi satu trofi mayor. Kalau dia seorang pegolf dan lima tahun tak pernah menang turnamen besar, kita pasti bilang dia bukan pegolf elite. Hal yang sama berlaku untuk statusnya sebagai manajer elite,” lanjutnya.
Stan Collymore menilai ada mitos yang dilebih-lebihkan soal peran Arteta di Emirates Stadium. “Seolah-olah dia harus membangkitkan Arsenal yang finis di luar 10 besar. Padahal mereka bukan tim papan bawah, melainkan konsisten di posisi 6, 7, atau 8. Yang dibutuhkan hanya dua atau tiga pemain tambahan, bukan operasi besar,” ujarnya.
Mantan striker Aston Villa itu juga mengkritik performa Arsenal saat kalah di Anfield. “Melihat pertandingan melawan Liverpool, performanya suam-suam kuku dan tanpa keyakinan. Saya heran di tahap awal musim ini belum ada nama besar yang dikaitkan sebagai pengganti. Seolah karena dia tidak dipecat di dua tahun pertama, kini Arteta bisa jadi manajer Arsenal 10 tahun hanya untuk finis di posisi 2, 3, atau 4, dan itu dianggap baik-baik saja,” tegasnya.
Collymore menambahkan, standar seharusnya lebih tinggi bagi klub seperti Arsenal. “Lihat Pep Guardiola musim lalu, sempat muncul pertanyaan apakah ini akhir baginya. Ange Postecoglou bahkan memenangi Liga Europa tapi tetap dipecat. Jadi apa yang membuat pekerjaan Arteta begitu istimewa selain menstabilkan tim dan sedikit berkembang? Bagi saya sederhana, dia harus berada dalam tekanan dari semua pihak musim ini, terutama setelah kalah dari Liverpool. Dan jika gagal musim ini, sudah waktunya dia pergi,” pungkas Collymore.
Artikel Tag: Mikel Arteta, Stan Collymore, Arsenal