Ferrari Memanas Usai GP Singapura, Bos Tim Berseteru dengan Tim Teknik
Fred Vasseur Bos Tim Ferrari F1
Berita F1: Situasi internal Ferrari dikabarkan sedang memanas usai Grand Prix Singapura 2025. Media Italia melaporkan bahwa bos tim Frederic Vasseur terlibat adu argumen dengan insinyur senior Matteo Togninalli di tengah performa tim yang terus menurun.
Ferrari kembali menuai hasil mengecewakan di GP Singapura 2025, menambah panjang daftar akhir pekan suram bagi tim asal Maranello itu. Charles Leclerc hanya mampu finis di posisi keenam, sementara Lewis Hamilton turun ke peringkat kedelapan setelah mengalami masalah pada sistem rem di lap-lap terakhir.
Kegagalan tersebut semakin memperlebar jarak Ferrari dari Mercedes dalam klasemen konstruktor. Kini, Ferrari menjadi satu-satunya tim di empat besar yang belum meraih kemenangan musim ini, menjadikan tekanan terhadap manajemen tim semakin besar.
Menurut laporan Corriere dello Sport, suasana di garasi tim ini usai balapan jauh dari tenang. Sumber internal menyebut terjadi “pertukaran kata-kata panas” antara Frederic Vasseur dan Matteo Togninalli, kepala divisi track engineering. Insiden itu dilaporkan terjadi saat evaluasi pasca-balapan, setelah kedua pihak berbeda pandangan mengenai arah pengembangan mobil SF-25.
Kinerja Ferrari memang mengalami penurunan tajam sejak pertengahan musim. Pembaruan suspensi yang diperkenalkan di GP Belgia tidak memberikan peningkatan signifikan. Sementara pole position mengejutkan dari Leclerc di Hungaria sempat memberi harapan, masalah klasik seperti degradasi ban, suhu rem, dan tingkat keausan plank kembali muncul di seri berikutnya.
Vasseur yang baru saja menandatangani perpanjangan kontrak, juga belum mampu membawa tim keluar dari krisis performa. Sejak jeda musim panas, tim ini hanya unggul enam poin dari Williams sebuah statistik yang menggambarkan betapa stagnannya perkembangan tim.
Meski Hamilton tampil lebih konsisten, namun masih belum berhasil meraih podium pertamanya bersama skuad asal Maranello ini. Ironisnya, perubahan setelan mobil yang dilakukan untuk mencegah diskualifikasi seperti di GP Tiongkok justru lebih menguntungkan dirinya ketimbang Leclerc.
Mobil yang kini lebih kaku dan cenderung understeer dianggap cocok dengan gaya balap Hamilton yang terbiasa dengan karakter mobil Mercedes. Sebaliknya, Leclerc yang lebih menyukai mobil responsif dengan bagian depan tajam justru kesulitan menampilkan performa terbaiknya, terutama di sirkuit jalan raya seperti Singapura.
Kondisi ini memunculkan kembali spekulasi mengenai masa depan Leclerc di tim. Pembalap asal Monako itu disebut mulai dilirik oleh Mercedes dan Aston Martin, dua tim yang diyakini siap menawarkan proyek jangka panjang jika Ferrari gagal membalikkan keadaan dalam waktu dekat.
Artikel Tag: Ferrari, F1 2025, GP Singapura