Kanal

Liam Lawson Buka Suara soal Fase Terberat Kariernya di F1

Penulis: Abdi Ardiansyah
21 Des 2025, 16:50 WIB

Liam Lawson

Berita F1: Liam Lawson secara terbuka mengakui bahwa menjaga kestabilan emosi menjadi tantangan terberat sepanjang musim Formula 1 yang ia jalani. Pebalap berusia 23 tahun itu mengalami awal musim yang sangat sulit ketika dipercaya mengisi kursi Red Bull, sebelum akhirnya harus turun kembali ke Racing Bulls hanya setelah dua seri balapan.

Keputusan tersebut menjadi pukulan besar bagi Lawson, mengingat ekspektasi tinggi yang menyertai kesempatan tampil di tim papan atas. Ia mengakui bahwa pada fase tersebut, rasa frustrasi dan tekanan datang hampir setiap akhir pekan, terutama ketika hasil tidak sejalan dengan potensi yang ia rasakan di dalam mobil.

“Dengan jumlah balapan yang sangat padat, sebenarnya tidak ada waktu untuk benar benar larut dalam kekecewaan,” ujar Lawson kepada media. Ia menambahkan, “Yang terpenting adalah tetap mengevaluasi setiap akhir pekan, mencari hal positif, dan belajar dari kesalahan tanpa terlalu terbawa emosi.”

Setelah kembali ke Racing Bulls, Lawson membutuhkan waktu untuk menemukan kembali ritme dan kepercayaan dirinya. Performa perlahan membaik, ditandai dengan beberapa hasil poin penting, termasuk finis kelima di Grand Prix Azerbaijan yang menjadi pencapaian terbaiknya sejauh ini di Formula 1. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kecepatan dan kemampuannya tetap ada, meski sempat terguncang secara mental.

Namun, tantangan belum sepenuhnya berakhir. Di penghujung musim, Lawson kembali menghadapi akhir pekan yang berat, terutama di Las Vegas dan Abu Dhabi. Ia mencontohkan balapan di Qatar sebagai momen yang sangat menguras emosi. “Akhir pekan itu berjalan sangat mulus sampai balapan, posisi sudah bagus, lalu satu kesalahan kecil menghapus semuanya. Itu sangat membuat frustrasi,” ungkapnya.

Meski demikian, Lawson menilai pengalaman tersebut justru membentuknya menjadi pebalap yang lebih kuat. Ia belajar bahwa konsistensi mental sama pentingnya dengan kecepatan di lintasan, terutama di era Formula 1 modern yang memiliki kalender sangat panjang.

Kepercayaan Racing Bulls kepada Liam Lawson terbukti dengan dipertahankannya ia untuk musim 2026, di mana ia akan berduet dengan pebalap muda Arvid Lindblad. Dengan pengalaman pahit manis musim ini, Lawson optimistis bisa tampil lebih matang dan stabil. Ia menyadari bahwa bertahan di Formula 1 bukan hanya soal bakat, tetapi juga tentang kemampuan bangkit ketika keadaan tidak berpihak.

Artikel Tag: Liam Lawson, Red Bull, Racing Bulls, F1 2025, F1 2026

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru