Hindari Flare, Ini yang Dilakukan Panpel Arema Cronus
Aremania menyalakan flare sesusai pertandingan
Ligaolahraga - Panitia Pelaksana (panpel) pertandingan Arema Cronus harus memutar otak lagi agar kejadian nyalanya flare saat laga kandang di stadion Kanjuruhan tak terulang lagi. Seperti diketahui, manajemen Arema Cronus dihukum membayar denda sebanyak 10 juta karena ada flare yang menyala saat pertandingan antara Arema melawan Persiba Balikpapan.
Ketua panpel Arema Cronus, Abdul Haris menjelaskan pihaknya sudah melakukan beberapa cara agar flare tak lagi masuk ke stadion. Namun faktanya suporter lebih pintar dan flare tetap bisa masuk. Beberapa hal sebenarnya sudah diantisipasi seperti flare yang disimpan di tongkat bendera, melalui selokan stadion, dititipkan pedagang asongan hingga dilempar dari luar. Sekarang, panpel akan mencari lagi kenapa flare masih bisa masuk ke stadion.
"Kita sudah melakukan antisipasi di laga kemarin, ada tiga lapis pemeriksaan. Bahkan sebelum pintu masuk stadion pun sudah diperiksa di lapis pertama. Adanya flare ini menjadi koreksi bagi Arema untuk lebih meningkatkan pemeriksaan,” ujar Haris. "Kita terus mengimbau agar Aremania semua menyadari kondisi ini. Kita membutuhkan bantuan, dan kesadaran teman-teman Aremania, jangan lagi ada flare, petasan hingga kembang api yang menyebabkan Arema mendapatkan hukuman," ucapnya.
Haris menambahkan, panpel Arema terancam mendapat sanksi lebih berat jika kejadian serupa terulang lagi di masa mendatang. Tak hanya flare yang dilarang, beberapa hal seperti petasan, giant flag hingga laser juga dilarang selama pertandingan berlangsung. Penggunaan flare saat pertandingan berlangsung memang dikhawatirkan bisa membuat laga berhenti karena sakit. Selain itu, keamanan penonton dikhawatirkan tak terjaga dengan baik. Kebijakan melarang flare merunut aturan dari Federasi Sepakbola Asia (AFC) yang kemudian banyak diaplikasikan di Negara Negara Asia.
Artikel Tag: Flare, aremania, arema cronus