Fermin Aldeguer Tak Lagi Targetkan Rebut Kursi Bagnaia di Ducati
Francesco Bagnaia dan Fermin Aldeguer di podium Sprint Race MotoGP Malaysia 2025
Berita MotoGP: Fermin Aldeguer mulai mengendurkan targetnya terkait isu menggantikan Francesco Bagnaia di tim pabrikan Ducati. Pebalap muda Spanyol itu kini menegaskan prioritas utamanya bukan kursi tim utama, melainkan mendapatkan motor spesifikasi pabrikan saat regulasi MotoGP berubah pada 2027.
Nama Fermin Aldeguer semakin sering disebut dalam bursa pebalap Ducati setelah tampil impresif pada musim rookie MotoGP 2025. Pebalap berusia 20 tahun itu mencatatkan enam podium dan satu kemenangan, menjadikannya rookie pertama yang menang sejak Jorge Martin pada 2021.
Meski menjadi pebalap Ducati dengan posisi terendah di klasemen akhir, Aldeguer hanya terpaut 17 poin dari Franco Morbidelli yang menggunakan motor spesifikasi serupa. Catatan itu memperkuat anggapan bahwa Aldeguer adalah aset jangka panjang Ducati, terlebih ia sudah terikat kontrak langsung dengan pabrikan asal Bologna tersebut.
Isu promosi ke tim pabrikan Ducati untuk 2027 pun menguat, apalagi Francesco Bagnaia menjalani musim 2025 yang naik turun. Namun, dalam wawancara dengan media Spanyol MARCA, Aldeguer mengungkap perubahan pandangannya soal masa depan.
“Tujuan itu jelas ada,” ujar Aldeguer. “Ke depan, memiliki atau tidak memiliki motor pabrikan adalah faktor yang sangat penting.”
Menurutnya, berada di atas motor spesifikasi pabrikan memang memberi keuntungan teknis, tetapi juga menghadirkan tekanan besar. Ia menegaskan bahwa yang paling krusial adalah dukungan penuh pabrikan saat regulasi baru mulai diterapkan.
“Kuncinya adalah memiliki motor pabrikan, bukan semata berada di tim pabrikan. Dukungan penuh itu sangat penting pada 2027, karena motor akan terus berkembang dari balapan pertama sampai terakhir,” lanjutnya.
Sikap ini berbeda dari pernyataan Aldeguer sebelumnya yang secara terbuka membidik kursi Bagnaia. Kini, ia menilai warna motor bukan lagi prioritas utama, selama spesifikasi dan dukungan teknis setara dengan tim pabrikan.
Menariknya, Aldeguer juga melontarkan analisis tajam terhadap musim sulit Bagnaia. Ia menilai pebalap Italia itu kehilangan arah akibat terlalu banyak perubahan pada motornya.
“Masalahnya bukan adaptasi awal,” kata Aldeguer. “Dia memulai musim dengan level yang sangat tinggi, tapi kemudian kehilangan fondasi karena terlalu sering mengubah arah pengembangan.”
Menurut Aldeguer, perubahan ekstrem justru membuat potensi Bagnaia menurun seiring musim berjalan. Ia menilai membangun dasar yang kuat jauh lebih penting dibanding mencoba solusi instan.
Dengan sikap yang kini lebih realistis dan fokus pada aspek teknis, Aldeguer menunjukkan kedewasaan yang bisa menjadi nilai tambah besar bagi Ducati dalam menyusun strategi jangka panjang.
Artikel Tag: Fermin Aldeguer, Francesco Bagnaia, MotoGP 2026, Ducati