Ragam Sepak Bola: Deretan Kematian Tragis Pesepakbola di Lapangan Hijau
Cheick Tiote yang meninggal tragis di lapangan hijau (foto: getty)
Ligaolahraga - Ragam Sepak Bola: Kematian tragis eks gelandang Newcastle Cheick Tiote beberapa hari lalu saat menjalani sesi latihan bersama klub China, Beijing Enterprise pada Senin (05/06) ia meninggal di usia ke-30. Hal ini mengingatkan pada beberapa pesepakbola yang harus meregang nyawa ketika berada di lapangan.
Berikut deretan pesepakbola yang meninggal tragis di lapangan hijau.
Marc-Vivien Foe (Kamerun) - Juni 2003
Eks gelandang West Ham dan Manchester City merupakan bagian dari skuat Kamerun yang berlaga di Piala Konfederasi di Perancis pada 2003. Ia jatuh pingsan ketika pertandingan semifinal melawan Kolombia, dan ia masih hidup ketika dibawa ke pusat perawatam medis, akan tetapi setelah dirawat selama 45 menit ia dinyatakan meninggal.
Otopsi kedua yang dilakukan mengungkapkan sebab kematiannya adalah masalah jantung turunan, hal tersebut meningkatkan risiko kematian mendadak saat melakukan aktivitas fisik. Manchester City tidak mengenakan seragam No.23 yang dikenakan oleh Foe selama mengabdi satu musim bersama klub, sementara Lens dan Lyon juga mempensiunkan seragam no.17 untuk menghormatinya, bahkan jalan di Lens dinamai dengan nama sang pemain.
Miklos Feher (Benfica) – Januari 2004
Feher baru saja diturunkan dari bangku cadangan dan menyumbangkan assist pada satu-satunya gol yang dicetak Benfica saat melawan Vitoria de Guimaraes ketika ia terjatuh kesakitan setelah mengalami aritmia jantung, dan kemudian meninggal pada malam harinya.
Benfica mempensiunkan seragam bernomor 29. Para pemain dan staf dari rival mereka, Porto termasuk Jose Mourinho melakukan penghormatan terakhir pada sang pemain di Estadio da Luz sebelum dikubur di Hungaria. Seluruh skuat Benfica berkunjung ke kampung halamannya dengan membawa medali kemenangan di akhir musim 2004-05.
Antonio Puerta (Sevilla) - Agustus 2007
Puerta baru berusia 22 tahun ketika ia jatuh pingsan di kotak penalti saat pertandingan pembuka La Liga antara Sevilla melawan Getafe pada 2007 setelah mengalami serangan jantung. Dia meninggal tiga hari kemudian dan dokter menyatakan kegagalan organ dan kerusakan otak.
Pemakamannya dihadiri pemain Sevilla dan rival sekota Real Betis. Setelah kejadian tersebut FIFA bertindak dengan memerintahkan adanya ruang resusistasi di semua stadion yang menjadi tuan rumah kualifikasi Piala Dunia.
Untuk menghormatinya semua pemain mengenakan seragamnya saat Sevilla menghadapi AC Milan di Piala Super Eropa sementara Sergio Ramos menampilkan namanya dalam seragamnya ketika Spanyol memenangkan Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2008.
Phil O'Donnell (Motherwell) - Desember 2007
O’Donnell akan diganti saat pertandingan Motherwell melawan Dundee United ketika ia jatuh pingsan di lapangan. Rekan satu timnya dan para fans menyaksikan dengan terdiam saat paramedis dan dokter berusaha menyelamatkan nyawanya, akan tetapi ia meninggal dunia beberapa jam kemudian di rumah sakit.
Kematiannya di usia 35 tahun mengejutkan klub karena ia telah menorehkan penampilan sebanyak 300 kali. Ia merupakan mentor bagi para pemain muda dan sosok populer di antara fans. Pertandingan amal yang didedikasikan untuknya dihadiri 60.000 fans dan para pemain Motherwell mengenakan seragam bertuliskan namanya hingga akhir musim. Untuk menghormatinya ada satu tempat duduk yang diberi nama sang pemain.
Daniel Jarque (Espanyol) – Agustus 2009
Jarque adalah kapten klub yang bermarkas di Barcelona ketika mereka mengadakan tur pra musim di Italia pada Agustus 2009, akan tetapi harus meninggal secara tragis akibat serangan jantung ketika sedang melakukan percakapan telepon dengan kekasihnya yang sedang hamil. Paramedis telah mencoba menyelamatkan nyawa Jarque selama satu jam sebelum mengumumkan kematiannya.
Cesc Fabregas mendedikasikan golnya saat melawan Everton satu pekan kemudian untuk Jarque, sementara Andres Iniesta menyingkap seragamnya ketika mencetak dol kemenangan Spanyol di Piala Dunia 2010 yang bertuliskan ‘Dani Jarque ada bersama kami.’
Piermario Morosini (Livorno) - April 2012
Morosini sedang menjalani masa peminjaman di Livorno dari Udinese ketika ia mengalami serangan jantung di lapangan saat klubnya melakoni pertandingan Serie B melawan Pescara. Dia kemudian dibawa ke rumah sakit meski perjalanan menuju ke sana terhambat oleh mobil polisi yang memblokir area keluar stadion, namun dokter menyatakan tidak akan ada bedanya karena ia kemudian meninggal.
Semua pertandingan liga di Italia ditunda akhir pekan itu, sementara Livorno mempensiunkan seragam benomor 25. Kematiannya meninggalkan seorang kakak perempuan yang cacat tanpa keluarga, namun bintang Udinese Antonio Di Natale menyatakan ia akan bertanggung jawang secara finansial untuk membiayai saudara perempuan Piermario.
Artikel Tag: ragam, Sepak Bola, Cheick Tiote, Marc-Vivien Foe, Miklos Feher