Steiner Yakin Red Bull Tetap Kuat Meski Ditinggal Christian Horner
Christian Horner dan Guenther Steiner
Berita F1: Guenther Steiner, mantan kepala tim Haas F1, menyatakan bahwa hengkangnya Christian Horner dari Red Bull Racing tidak akan langsung memengaruhi performa tim di musim mendatang. Meski dianggap sebagai keputusan mengejutkan, Steiner menilai proses panjang dalam pengembangan mobil F1 membuat perubahan kepemimpinan belum akan terasa dampaknya dalam waktu dekat.
Horner resmi diberhentikan dari posisinya sebagai Team Principal dan CEO Red Bull Racing tak lama setelah Grand Prix Inggris 2025. Posisinya kini diisi oleh Laurent Mekies yang sebelumnya memimpin tim afiliasi, Racing Bulls. Horner telah memimpin Red Bull sejak 2005, membawa tim meraih delapan gelar pebalap dan enam konstruktor, meski kariernya juga diwarnai kontroversi, termasuk skandal pesan pribadi yang mencuat pada awal 2024.
Dalam wawancara di podcast Business of Sport, Steiner menyebut belum mengetahui pasti alasan pemecatan Christian Horner. Namun, ia menduga ada dinamika internal yang memburuk. “Kalau sudah terlalu banyak gesekan, akan ada saatnya harus ada perubahan,” ujarnya. Ia menekankan bahwa konflik internal dalam struktur perusahaan besar seringkali menghambat fokus dan kinerja tim.
Meski begitu, Steiner optimistis Red Bull tetap kompetitif, terutama karena proyek besar mereka untuk 2026—termasuk pengembangan mesin sendiri bersama Ford—sudah berjalan sejak lama. “Kalau ada tim F1 yang bagus, butuh waktu bertahun-tahun untuk jadi buruk, begitu pula sebaliknya. Semua ini soal jangka panjang,” jelasnya.
Ia juga menyebut absennya sosok pebalap kedua yang bisa menyamai Max Verstappen sebagai salah satu penyebab performa Red Bull tak dominan musim ini. “Tanpa Max, mereka mungkin tidak ada di posisi atas kejuaraan,” tegasnya.
Steiner, yang dikenal sebagai figur publik utama Haas sejak 2016, sendiri meninggalkan tim setelah kontraknya tidak diperpanjang akhir 2023 lalu.
Artikel Tag: Christian Horner, Guenther Steiner, F1 2025, Red Bull