Mahakarya Sam Presti: Arsitek di Balik Dominasi Oklahoma City Thunder
Sam Presti (kiri) bersama pelatih Oklahoma City Thunder, Mark Daigneault. (Foto: NBA)
Oklahoma City Thunder kembali berdiri sebagai kekuatan paling menakutkan di NBA, dan di balik dominasi itu ada satu nama yang tak terpisahkan: Sam Presti.
General manager (GM) Thunder tersebut bukan sekadar membangun tim basket, melainkan merangkai sebuah karya seni di lapangan—hasil perpaduan visi jangka panjang, kesabaran, dan keberanian mengambil risiko.
Thunder, juara NBA 2025, tampil nyaris tanpa cela. Mereka memiliki pertahanan elite, kedalaman skuad yang mengesankan, serta sang MVP Kia, Shai Gilgeous-Alexander.
Paycom Center rutin dipenuhi sekitar 18.000 penonton, bahkan di malam musim dingin yang dingin.
Di kota yang memiliki Museum of Art dengan koleksi kaca Dale Chihuly yang mendunia, performa Thunder kini layak disebut sebagai pameran seni terbesar Oklahoma City.
Sam Presti sering disebut sebagai “arsitek”, namun banyak yang menilai karyanya lebih dekat dengan seniman. Ia menyusun potongan demi potongan roster dengan ketelitian luar biasa.
Hasilnya terlihat jelas: Thunder memiliki rata-rata usia sekitar 25 tahun, dengan pilar utama seperti Gilgeous-Alexander (27), Jalen Williams (23), dan Chet Holmgren (23).
Musim 2025-26 pun dibuka dengan rekor mencengangkan 25-3, sinyal kuat bahwa kesuksesan ini bukan kebetulan.
Keunggulan Thunder bukan hanya soal performa saat ini, tetapi juga masa depan.
Presti menimbun aset Draft dalam jumlah luar biasa, termasuk hak pilihan berharga milik LA Clippers yang berpotensi jatuh di posisi tinggi.
Secara finansial, fleksibilitas gaji, talenta muda, dan modal Draft, Oklahoma City berada di posisi yang mungkin paling sehat di era salary cap NBA.
Mereka siap menang sekarang, sekaligus tetap dominan bertahun-tahun ke depan.
Perjalanan Sam Presti sendiri penuh cerita.
Dari pemain kampus yang tak menonjol, ia menembus dunia NBA lewat program magang San Antonio Spurs di bawah Gregg Popovich dan RC Buford.
Kecerdasannya, perhatian pada detail, serta keberanian berpendapat—termasuk saat membela Tony Parker di Draft 2001—membuat namanya cepat melesat.
Pada usia 29 tahun, ia menjadi salah satu GM termuda dalam sejarah NBA.
Tentu, Presti tidak sempurna. Keputusan menukar James Harden pada 2012 masih sering dibicarakan.
Namun bahkan kesalahan itu menjadi pelajaran yang membentuk versinya hari ini: lebih sabar, lebih terukur, dan lebih berani menunggu momen tepat.
Rangkaian transaksi panjang—dari Rashard Lewis hingga Paul George—akhirnya bermuara pada aset masif yang kini menghidupi Thunder.
Rekan-rekannya menggambarkan Sam Presti sebagai sosok “keras namun adil”, kompetitif tapi manusiawi.
Ia memimpin dengan keteladanan, dari hal besar hingga detail sekecil memungut sampah di lantai kantor.
Yang paling menakutkan bagi rival NBA bukanlah apa yang sudah ia capai, melainkan apa yang masih bisa ia lakukan.
Di Oklahoma City, karya seni terbesar saat ini bukan tergantung di dinding museum. Ia berlari, bertahan, dan menang di atas lapangan—dan tanda tangannya jelas milik Sam Presti.
Artikel Tag: Sam Presti
Published by Ligaolahraga.com at https://dev.ligaolahraga.com/basket/mahakarya-sam-presti-arsitek-di-balik-dominasi-oklahoma-city-thunder
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar disini