Liam Lawson Kenang Debut F1 Dua Tahun Lalu di Zandvoort

Penulis: Abdi Ardiansyah

Jumat 29 Agu 2025, 14:15 WIB - 114 views

Berita F1: GP Belanda 2023 menjadi momen tak terlupakan bagi Liam Lawson, meski bukan dengan cara yang menyenangkan. Pebalap asal Selandia Baru itu terjun langsung ke balapan Formula 1 tanpa persiapan matang setelah Daniel Ricciardo mengalami patah tangan akibat kecelakaan di sesi latihan kedua. Lawson dipanggil naik untuk menggantikan Ricciardo sejak sesi latihan ketiga.

Masa Depan Terancam, Yuki Tsunoda Ungkap Fakta Mengejutkan Mobil Red Bull

Dalam kondisi cuaca yang tidak bersahabat, Lawson langsung menghadapi salah satu tantangan terberat bagi pebalap debutan. Hujan deras mengguyur Zandvoort pada awal balapan, memaksa seluruh pebalap start dengan ban kering di trek yang licin. Kondisi makin rumit ketika hujan kembali turun deras di penghujung lomba, membuat banyak pebalap berpengalaman pun kehilangan kendali.

Bagi Lawson, debut tersebut lebih terasa seperti ujian bertahan hidup ketimbang kesempatan untuk menunjukkan performa. Ia mengaku tidak menyimpan banyak kenangan indah dari akhir pekan itu. “Lucunya, saya tidak punya banyak kenangan baik dari debut tersebut. Yang saya ingat hanya rasa takut dan tekanan yang luar biasa. Saya lega bisa melewatinya, dan dari situ saya banyak belajar untuk balapan-balapan berikutnya,” ucap Lawson.

Meski harus start dari posisi buncit, Lawson berhasil membawa mobil AlphaTauri (kini Racing Bulls) finis di posisi ke-13. Sebuah pencapaian yang cukup solid, mengingat situasi ekstrem yang dihadapinya. Namun, ia sendiri menegaskan bahwa lebih banyak merasakan stres ketimbang kesenangan. “Sejujurnya saya tidak menikmatinya. Kualifikasi sangat sulit, balapan bahkan lebih sulit. Itu benar-benar soal bertahan hidup sambil mencoba belajar sebanyak mungkin. Saya hanya sempat merasa nyaman sekitar 20 lap ketika lintasan kering, tapi setelah hujan deras kembali turun dan balapan dihentikan, semua terasa kacau lagi,” kenangnya.

Kini, dua tahun berselang, Liam Lawson kembali ke Zandvoort dengan pengalaman yang lebih matang. Debut yang penuh tekanan itu mungkin tidak menyenangkan, tetapi menjadi fondasi penting dalam perjalanan kariernya di Formula 1.