Zak Brown Terbukti Benar, Strategi McLaren Dulu Dikiritik Kini Dipuji

Berita F1: Setahun lalu keputusan Zak Brown soal strategi McLaren dikritik habis. Kini, filosofi “Papaya Rules” justru terbukti jitu membawa Lando Norris dan Oscar Piastri bersaing ketat dalam perebutan gelar juara dunia F1 2025.

Berita F1: Setahun lalu keputusan Zak Brown soal strategi McLaren dikritik habis. Kini, filosofi “Papaya Rules” justru terbukti jitu membawa Lando Norris dan Oscar Piastri bersaing ketat dalam perebutan gelar juara dunia F1 2025.

Bos McLaren, Zak Brown, kembali membuktikan dirinya sebagai arsitek sukses di Formula 1. Filosofi yang sempat diragukan banyak pihak, yakni Papaya Rules—aturan yang membebaskan kedua pebalapnya untuk bertarung secara adil tanpa menunjuk nomor satu—kini dipuji sebagai kunci kejayaan tim.

Musim lalu, McLaren sempat mendapat kritik karena dianggap tak mendukung penuh Lando Norris ketika masih punya peluang melawan Max Verstappen dalam perebutan gelar. Norris kala itu harus berbagi strategi dengan rekan setimnya, Oscar Piastri, sehingga kehilangan beberapa poin penting.

Namun, musim ini keadaan berubah drastis. Dengan dominasi skuad asal Woking ini yang tak terbantahkan, baik Norris maupun Piastri sama-sama jadi kandidat kuat juara dunia. Piastri saat ini unggul sembilan poin dari Norris, sementara McLaren hampir pasti kembali mengamankan gelar konstruktor.

Diego Mejia, jurnalis Fox Sports Mexico, menilai strategi Brown kini terbukti tepat. “Setahun lalu kami mempertanyakan Papaya Rules karena bagaimana mereka menangani situasi di Hungaria 2024. Tapi sekarang, saya suka apa yang mereka lakukan. Strategi masing-masing garasi bisa berjalan dan mereka tetap saling adu,” ujarnya di podcast F1 Nation.

Hal senada disampaikan Tom Kristensen, juara Le Mans legendaris, yang menilai intensitas antara Piastri dan Norris menunjukkan kedewasaan keduanya. “Mereka bebas bertarung, para insinyur juga bebas bekerja. Ini kesempatan emas, salah satu dari mereka pasti jadi juara dunia. Tidak soal persahabatan, yang penting saling menghormati,” katanya.

Brown sendiri mengaku akan duduk bersama kedua pebalapnya sebelum gelar diputuskan, menyadari bahwa salah satunya akan mengalami kekecewaan besar. Meski begitu, baginya filosofi adil antar-garasi adalah fondasi penting yang membuat McLaren bisa keluar dari bayang-bayang dominasi Red Bull.

McLaren memang menjadi mobil tercepat sejak paruh kedua musim lalu. Setelah merebut gelar konstruktor 2024, mereka kini di jalur mempertahankan gelar sekaligus mengakhiri empat tahun kejayaan Verstappen bersama Red Bull.

Dengan performa stabil, tujuh kali finis 1-2, dan reliabilitas nyaris sempurna, mereka tidak hanya mengubah peta persaingan F1, tapi juga membuktikan keberanian Zak Brown untuk melawan arus kritik berbuah hasil besar.

Artikel Tag: zak brown, McLaren