Marc Marquez Sebut Gelar Juara Bukan Ditentukan Olehnya

Penulis: Senja Hanan

Kamis 25 Sep 2025, 16:10 WIB - 309 views

Marc Marquez Sebut Gelar Juara Bukan Ditentukan Olehnya

Berita MotoGP: Marc Marquez mengatakan bahwa pergeseran yang dilaporkan untuk memisahkan gelar juara dunia kelas bawah dan MotoGP "bukan di tangan saya", tetapi menegaskan hal terpenting baginya adalah "meningkatkan jumlah tersebut".

Francesco Bagnaia Buat Terobosan di GP Jepang, Akui Marquez Tak Terbendung

Pebalap berusia 32 tahun itu akan memasuki Grand Prix Jepang akhir pekan ini dengan kesempatan pertamanya untuk memastikan gelar juara MotoGP 2025. Untuk mencapai target tersebut, Marc Marquez hanya perlu mengungguli Alex Marquez dengan selisih tiga poin di akhir grand prix hari Minggu agar posisinya semakin dekat.

Hal ini akan menjadikan pebalap pabrikan Ducati tersebut sebagai juara dunia MotoGP tujuh kali dan juara grand prix sembilan kali, termasuk gelar juara 125cc 2010 dan Moto2 2012 miliknya. MotoGP secara tradisional sangat menghargai gelar kelas bawah, dengan nama-nama seperti Marquez, Valentino Rossi, dan Giacomo Agostini sering disebut berdasarkan jumlah total kemenangan mereka.

Namun, muncul laporan setelah Grand Prix San Marino bahwa Dorna Sports - yang sekarang dimiliki oleh Liberty Media, yang perwakilannya hadir di Misano - telah menyarankan para penyiar di Jepang untuk hanya menyebut Marquez sebagai juara dunia tujuh kali jika ia memenangkan gelar akhir pekan ini.

Menjelang putaran Motegi, unggahan media sosial MotoGP sejauh ini hanya menyebutkan tujuh gelar juara kelas utama Marquez. Ketika ditanya tentang hal ini pada hari Kamis di Jepang, Marquez berkata: “Itu bukan di tangan saya. Maksud saya, tentu saja, bagi saya yang terpenting. Saya selalu bilang, kapan saya akan pensiun nanti, itu tidak masalah - tentu saja, angka-angka sangat penting."

“Tetapi yang terpenting adalah orang-orang mengingat saya karena telah memberikan segalanya di trek. Misalnya, nilai kejuaraan ini dalam diri saya lebih besar daripada yang lain. Tetapi pada akhirnya, secara angka, itu sama saja. Tetapi dengan atmosfer dan segalanya, semua yang terjadi, karier seorang pebalap berbeda."

“Jadi, pada akhirnya, angka tetaplah angka. Itu bukan di tangan saya. Tetapi yang terpenting adalah meningkatkan angka-angka itu - tidak masalah bagaimana caranya.”