Marc Marquez Teteskan Air Mata Sebelum Menyentuh Garis Finis

Penulis: Senja Hanan

Minggu 28 Sep 2025, 15:49 WIB - 269 views

Marc Marquez Teteskan Air Mata Sebelum Menyentuh Garis Finis

Berita MotoGP: Bahkan sebelum Marc Marquez melewati garis finis untuk meraih gelar MotoGP ketujuhnya di Grand Prix Jepang hari Minggu, air mata mengalir di balik helmnya.

Fabio Quartararo Kesulitan di Motegi, Bidik Hasil Lebih Baik di Mandalika

"Hari ini saya tak bisa mengendalikan emosi," Marc Marquez tersenyum, yang tertinggal beberapa detik dari rekan setimnya, Francesco Bagnaia, di putaran terakhir (lihat di bawah). Di putaran terakhir saya menangis di dalam helm, bahkan sulit untuk melihat titik rem!”

Tak ada juara dunia kelas utama sejak 1949 yang menunggu lebih lama di antara perebutan gelar juara daripada Marquez, yang kariernya bagaikan kisah dua ekstrem – bagaikan matahari dan bulan yang menghiasi helm rival beratnya, Valentino Rossi.

Marquez menjadi juara dunia selama delapan dari sepuluh musim sejak debutnya di kelas 125cc pada tahun 2010. Itu termasuk awal karier MotoGP-nya yang memecahkan rekor, menjadi pembalap pertama sejak Kenny Roberts yang dinobatkan sebagai juara sebagai rookie, serta menjadi pembalap termuda dalam sejarah dengan usia 20 tahun 266 hari.

Tahun 2015 sempat terhenti sejenak dalam perebutan gelar juara, tetapi Marquez telah memenangkan enam gelar juara MotoGP dalam tujuh musim untuk Repsol Honda di akhir musim 2019 yang penuh gejolak. Marquez tak pernah membayangkan apa yang akan terjadi.

Patah lengan dan comeback prematur di Jerez 2020 berujung pada empat operasi, patah tulang tambahan, dan serangan penglihatan ganda yang berulang.

Menjelaskan luapan emosinya setelah bendera finis pada hari Minggu, Marquez berkata: “Enam tahun lalu, saya tidak tahu apa itu penderitaan. Saya baru saja merasakan kejayaan, sepanjang karier saya, sejak 2010. Memang benar saya mengalami beberapa cedera, tetapi pemulihannya selalu seperti 3 bulan, 4 bulan, lalu menang lagi."

“Jadi, ketika Anda memiliki waktu empat tahun, dengan empat operasi berbeda di lengan. Selain itu, saya juga mengalami patah tulang lain selama waktu itu, dan penglihatan saya dua kali menjadi kabur."

“Itu sangat sulit. Kita manusia. Saya punya bakat, dan orang lain juga punya bakat lain, tetapi kita manusia dan hanya berusaha melakukan yang terbaik.”