Liam Lawson Akui Butuh Waktu Lama untuk Adaptasi dengan Racing Bulls

Berita F1: Liam Lawson memulai F1 2025 dengan promosi ke Red Bull, menggantikan Sergio Perez. Namun, perjalanan itu hanya berlangsung singkat di GP Australia dan GP China, sebelum posisinya ditukar dengan Yuki Tsunoda. Ironisnya, Lawson belum pernah sekalipun membalap di kedua trek tersebut dengan mobil Formula 1.

Sejak kembali ke Racing Bulls, performa pebalap asal Selandia Baru ini justru menunjukkan grafik menanjak. Setelah GP Austria, ia berhasil meraih hasil terbaik dalam kariernya dengan finis kelima di Azerbaijan, usai sebelumnya mencetak posisi ketiga di sesi kualifikasi Baku. Kini, Lawson hanya terpaut sembilan poin dari rekan setimnya, Isack Hadjar, yang tengah digadang-gadang naik ke Red Bull untuk musim 2026.

Meski demikian, Lawson mengakui proses adaptasi dengan mobil VCARB-02 bukanlah hal mudah. “Waktu kepindahan saya memang tidak ideal. Mobil ini butuh pendekatan mengemudi yang berbeda, dan saya harus beradaptasi ulang,” ujarnya kepadaAutomoto.

Menurut Lawson, perubahan kecil yang biasanya dilakukan sebelum musim dimulai baru bisa ia terapkan saat akhir pekan balapan. “Masalah utama adalah detail kecil yang membuat pebalap merasa nyaman di dalam mobil. Idealnya, hal itu dikerjakan sebelum musim berjalan, tetapi saya harus melakukannya selama race weekend,” jelasnya.

Untungnya, dukungan datang dari bos Racing Bulls, Laurent Mekies. Lawson menyebut peran penting Mekies dalam membantunya beradaptasi. “Sejak pertama kali saya berbicara dengannya untuk persiapan GP Jepang, Laurent benar-benar banyak membantu. Dia sangat memahami pebalap, peduli dengan kondisi kami, bahkan di luar lintasan,” kata Lawson.

Kini, dengan rasa percaya diri yang mulai kembali, Liam Lawson optimistis bisa terus konsisten di sisa musim. Hasil positif yang ia raih belakangan ini membuatnya tetap dalam radar Red Bull, meski persaingan internal dengan Isack Hadjar dan Yuki Tsunoda semakin ketat.

Artikel Tag: Liam Lawson, Racing Bulls, Red Bull