Moses Itauma Pernah Benci Tinju Sebelum Davison Bangkitkan Lagi Semangatnya
Moses Itauma (kanan) dan sang pelatih Ben Davison. (Foto: Fight TV)
Bintang tinju kelas berat yang sedang naik daun, Moses Itauma, mengungkapkan bahwa ia sempat kehilangan cintanya pada tinju sebelum bekerja sama dengan pelatih ternama Ben Davison, yang membangkitkan kembali antusiasmenya terhadap olahraga tersebut.
Di usia 20 tahun, Itauma dijagokan sebagai masa depan divisi berat, berkat awal karier profesionalnya yang sempurna sejak debut pada Januari 2023. Rekornya saat ini 12-0 dengan 10 KO, sebuah rekor yang menarik perhatian besar atas potensinya.
Petarung muda ini kini menghadapi ujian terbesarnya: pertarungan melawan veteran Dillian Whyte pada 16 Agustus di Riyadh, Arab Saudi.
Pertarungan ini menjadi headline acara Esports World Cup dan akan disiarkan secara langsung di DAZN pay-per-view.
Meskipun kariernya melesat dengan cepat, Itauma mengakui bahwa ia pernah merasa kecewa dengan tinju setelah delapan pertarungan profesional pertamanya.
“Ketika pertama kali bergabung dengan gym, Ben terus mengatakan bahwa di dalam hati saya sebenarnya mencintai tinju,” kata Moses Itauma kepada DAZN.
“Tapi pada saat itu, saya benar-benar merasa benci tinju. Dia seperti menyalakan api kembali. Dia menunjukkan bahwa tinju bukan hanya tentang melempar pukulan satu-dua. Ada permainan catur di balik olahraga ini.”
Sejak bergabung dengan Davison di gym-nya di Essex pada musim semi 2024, performa Itauma telah meningkat drastis.
Petinju kidal yang bisa bertarung dengan kedua tangan ini telah bertarung empat kali di bawah bimbingan Davison, dengan tiga kemenangan melalui KO di ronde kedua.
Kemenangan paling menonjolnya datang melawan petinju Australia Demsey McKean, yang masuk ke pertarungan dengan rekor 22-1 dan 14 KO.
Itauma hanya membutuhkan 117 detik untuk mengalahkan McKean, meskipun kekalahan sebelumnya McKean hanya terjadi melawan petinju kelas berat teratas Filip Hrgovic.
Penampilan dominan itu mengukuhkan Moses Itauma sebagai salah satu prospek paling menjanjikan di divisi tersebut. Namun, ia tetap rendah hati menjelang pertarungan melawan Whyte.
Petarung berusia 37 tahun yang pernah menjadi penantang gelar ini membawa pengalaman dan ketahanan, kualitas yang membuatnya menjadi ancaman nyata bagi rekor tak terkalahkan Itauma.
“Ini langkah demi langkah dan pertarungan demi pertarungan,” kata Itauma. “Jika kamu bertanya tentang rencana saya untuk divisi ini, mungkin hanya untuk meng-KO Dillian Whyte. Dia ancaman lain. Sejak saya memulai karier, setiap lawan selalu menjadi tantangan, jadi dengan Dillian, ini tentang menjalankan rencana pertandingan seperti biasa.”
Dengan kepercayaan diri yang pulih dan momentum di pihaknya, Moses Itauma bertekad membuktikan bahwa dia lebih dari sekadar prospek saat dia masuk ring di Riyadh.
Kemenangan atas Whyte tidak hanya akan memperpanjang rekor sempurna Itauma tetapi juga mengukuhkan statusnya sebagai nama besar berikutnya di tinju kelas berat.
Artikel Tag: Moses Itauma