DNF di Zandvoort, Lando Norris Ngaku Merasa Tertekan hingga Akhir F1 2025

Penulis: Abdi Ardiansyah

Rabu 17 Des 2025, 05:45 WIB - 146 views

Berita F1: Lando Norris akhirnya keluar sebagai juara dunia Formula 1 2025 setelah menuntaskan pertarungan sengit tiga arah hingga balapan penutup musim di Abu Dhabi. Pebalap McLaren itu mengungguli Max Verstappen dan rekan setimnya sendiri, Oscar Piastri, dengan selisih tipis, masing masing dua poin dan 13 poin. Namun, perjalanan menuju gelar perdana tersebut tidak pernah terasa mudah, terutama setelah kegagalan finis di Grand Prix Belanda.

Mekies Ungkap Modal Besar Red Bull Jelang Regulasi Baru F1

Di Zandvoort, Norris harus mengakhiri balapan lebih awal akibat masalah teknis saat berada di posisi kompetitif. Hasil tersebut membuatnya tertinggal 34 poin dari Piastri, yang menggunakan mobil identik. Situasi itu memunculkan anggapan bahwa Norris tidak lagi memiliki beban besar dan bisa tampil lebih lepas karena peluang juara dianggap menipis.

Namun, Norris menolak keras narasi tersebut. Ia menegaskan bahwa jarak poin yang besar justru menambah tekanan, bukan menguranginya. “Sejujurnya saya ingin bilang tidak. Itu sama sekali tidak membuat saya lebih santai,” ujar Norris kepada media. Ia menjelaskan bahwa melihat defisit 34 poin dari pebalap yang sama cepatnya dengan mobil yang sama tidak memberinya rasa percaya diri, melainkan dorongan untuk bekerja lebih keras.

Menurut Norris, tidak pernah ada momen di mana ia merasa tidak memiliki apa pun untuk dipertaruhkan. Ia mengaku sudah berusaha maksimal sebelum GP Belanda dan tetap melakukan hal yang sama setelahnya, bahkan dengan intensitas lebih tinggi. Kegagalan tersebut memaksanya melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pendekatan yang ia jalani selama musim berjalan.

Norris mengungkapkan bahwa ia mulai menambah tim pendukung di luar lintasan, meningkatkan porsi kerja di simulator, serta mengubah cara mempersiapkan diri secara mental dan teknis. Ia menyebut harus menggali lebih dalam, memahami detail lebih cepat, dan mengambil pendekatan yang lebih matang dibandingkan sebelumnya.

Perubahan tersebut berbuah hasil ketika performanya menanjak di paruh akhir musim, bertepatan dengan menurunnya konsistensi Piastri. Titik balik terjadi di Grand Prix Meksiko, saat Lando Norris kembali memimpin klasemen dengan empat seri tersisa. Rangkaian hasil kuat setelah itu menjadi fondasi utama keberhasilannya merebut gelar dunia.

“Keuntungan yang saya dapat bukan karena tekanannya hilang, justru karena tekanannya semakin besar,” kata Norris. Ia menambahkan bahwa bekerja dengan lebih banyak profesional dari berbagai bidang membantunya membuka potensi yang sebelumnya belum tergali. Konsistensi inilah yang akhirnya mengantarkannya menjadi juara dunia untuk pertama kalinya.