Cedera dan Krisis di MotoGP 2025 Bikin Maverick Vinales Justru Naik Level

Penulis: Abdi Ardiansyah

Sabtu 13 Des 2025, 07:30 WIB - 477 views

Berita MotoGP: Musim 2025 adalah roller coaster untuk Maverick Vinales. Dari polemik finansial KTM, performa naik-turun, hingga cedera bahu yang membuatnya absen panjang, sang pebalap Spanyol tetap menemukan sisi positif, ia merasa menjadi versi terkuat dirinya secara mental.

Kisah Marc Marquez yang Nyaris Menyerah Usai Terpuruk Bertubi-Tubi

Maverick Vinales menutup musim MotoGP 2025 dengan perasaan campur aduk. Walau kampanyenya penuh gangguan, mulai dari krisis internal KTM hingga cedera bahu kiri yang membuatnya absen berbulan-bulan, ia justru menyebut tahun ini sebagai lonjakan mental terbesar sepanjang kariernya.

Vinales memulai perjalanan baru tahun ini setelah meninggalkan Aprilia dan bergabung dengan Tech3 untuk mengendarai KTM RC16 spek pabrikan. Bersama Enea Bastianini, ia menjadi bagian dari proyek besar KTM yang tertunda akibat masalah anggaran.

Meski KTM terseok-seok di awal musim, Vinales sempat memberi harapan lewat hasil impresif di Qatar sebelum dihukum karena tekanan ban. Dua finis lima besar di Jerez dan Le Mans memperlihatkan potensinya, namun semuanya buyar ketika ia mengalami patah tulang bahu dalam kualifikasi basah di GP Jerman, cedera terparah dalam karier MotoGP-nya.

Ia terpaksa melewatkan beberapa seri dan saat mencoba comeback, performanya jauh dari ideal, membuatnya kembali berhenti sementara. Baru pada putaran terakhir di Valencia ia kembali turun lintasan, masih dalam kondisi menahan rasa sakit, untuk menutup musim sekaligus menjajal purwarupa awal KTM RC16 2026.

Namun di balik kekacauan itu, Vinales justru menemukan kekuatan baru.

“Di tahun ini saya banyak menanam ‘benih’. Secara mental, ini tahun paling kuat saya selama di MotoGP,” ungkapnya. “Saya memimpin tim, menjaga motivasi, dan itu sesuatu yang baru buat saya.”

Ia menjelaskan bahwa kondisi fisiknya yang belum pulih justru membantu mengidentifikasi kelemahan RC16 masalah yang sebelumnya ia tutupi dengan gaya balap agresif.

Saat tidak bisa memaksa motor seperti biasa, Vinales menyadari dengan jelas area yang harus diperbaiki: terutama soal deselerasi dan manajemen ban belakang.

“Sebelum cedera, kalau motor tidak mau berhenti, saya tinggal push lebih keras. Tapi sekarang saya bisa merasakan titik lemahnya,” katanya. “Saya ingin motor yang lebih presisi, yang tidak berubah-ubah di titik pengereman dan masuk tikungan.”

Vinales kini fokus memulihkan kondisi fisiknya agar siap 100% untuk tes Februari. Dengan fondasi mental yang lebih kuat dan pemahaman baru terhadap motor, ia yakin 2026 bisa jadi musim kebangkitan.