Dodgers Kukuhkan Dinasti Mereka Dengan Merebut Gelar World Series 2025
Seluruh pemain, pelatih dan staf Los Angeles Dodgers berpose di tengah lapangan Rogers Center usai menggondol gelar juara World Series 2025. (Foto: AP)
Los Angeles Dodgers mengukuhkan tempat mereka di antara para dinasti terbesar dalam sejarah bisbol setelah menjuarai World Series 2025 pada Sabtu (1/11) malam.
Mereka mengalahkan Toronto Blue Jays dengan skor 5-4 dalam babak tambahan Game 7 untuk meraih gelar World Series berturut-turut.
Hal ini tidak hanya menandai kelanjutan era dominasi mereka, tetapi juga perpisahan emosional dengan salah satu ikon paling dicintai dalam sejarah franchise — Clayton Kershaw.
Pitcher kidal berusia 37 tahun, yang mengumumkan pensiunnya pada awal musim ini, menyaksikan dari bullpen saat Dodgers meraih gelar World Series ketiga dalam karier gemilangnya.
Meskipun penampilannya di playoff terbatas, penampilan krusial Kershaw dalam kemenangan epik Dodgers di Game 3 World Series yang berlangsung 18 inning membantu membalikkan keadaan demi keunggulan Los Angeles, memastikan ia pergi sebagai pemenang.
Saat satu era berakhir, era lain berkembang.
Dodgers telah membangun sebuah mesin — sebuah franchise teladan yang menggabungkan talenta elit, analisis canggih, dan sumber daya keuangan yang kuat.
Sejak pengambilalihan oleh Guggenheim Group pada 2012 dan perekrutan eksekutif Andrew Friedman dua tahun kemudian, Los Angeles bertransformasi dari tim berbakat namun tidak konsisten menjadi organisasi bisbol paling lengkap.
Di bawah kepemimpinan Friedman, Dodgers berkembang dari tim yang dikenal karena keunggulan individu menjadi tim yang mendominasi di setiap aspek — perekrutan, pengembangan pemain, penandatanganan internasional, dan agen bebas.
Kershaw bergabung dengan Dodgers pada masa transisi.
Di awal kariernya, ia menjadi satu-satunya bintang yang bersinar, memenangkan tiga Penghargaan Cy Young dan MVP di saat franchise tersebut berjuang untuk bangkit kembali.
Kedatangan Friedman mengubah segalanya.
Tim menjadi teladan profesionalisme, sebuah pandangan yang diungkapkan Kershaw saat merefleksikan perjalanannya: “Rasanya sangat profesional — seperti, begitulah cara melakukannya. Sekarang kita semua berada dalam satu tim.”
Dari fondasi itu, Dodgers membangun dinasti.
Bintang seperti Mookie Betts, Freddie Freeman, dan Shohei Ohtani bergabung, sementara pemain lokal dan rekrutan internasional seperti Yoshinobu Yamamoto dan Roki Sasaki memperkuat kedalaman tim.
Meskipun secara konsisten memiliki salah satu gaji tertinggi di MLB, Los Angeles tetap mempertahankan salah satu sistem pemain muda terbaik — bukti keseimbangan franchise antara pengeluaran dan keberlanjutan.
Budaya loyalitas Dodgers juga membedakan mereka. Kershaw tidak pernah pindah ke tim asal kotanya, Texas Rangers, meskipun ada godaan.
Pemain senior seperti Miguel Rojas dan Enrique Hernández memuji komunikasi dan rasa hormat organisasi terhadap pemain, sementara pendatang baru seperti Blake Snell dan Ohtani menggambarkan bergabung dengan Dodgers sebagai mimpi tertinggi.
Dengan kepergian Kershaw, Dodgers kehilangan legenda hidup — satu-satunya pemain dalam sejarah franchise yang secara statistik tak tertandingi dengan 80,9 WAR sepanjang karier, tertinggi di antara semua pemain Dodgers.
Namun, ketidakhadirannya tidak menandakan kemunduran.
Fondasi tim lebih kuat dari sebelumnya, dipimpin oleh bintang-bintang di puncak karier mereka dan manajemen yang dibangun untuk mempertahankan kesuksesan.
Dulu, harapan Dodgers bergantung pada pundak Kershaw. Kini, harapan itu lebih besar dari satu pemain pun.
Saat mereka merayakan gelar World Series 2025 di bawah sorotan lampu Rogers Centre, Dodgers tidak hanya menutup musim — mereka mengukuhkan dinasti yang tidak menunjukkan tanda-tanda melambat.
Artikel Tag: World Series
Published by Ligaolahraga.com at https://dev.ligaolahraga.com/olahraga-lain/dodgers-kukuhkan-dinasti-mereka-dengan-merebut-gelar-world-series-2025
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar disini