Seabad Skandal Taruhan Olahraga yang Mengguncang Dunia Olahraga

Penulis: Hanif Rusli
Jumat 24 Okt 2025, 20:05 WIB - 283 views
Skandal olahraga modern paling mengejutkan terjadi pada 2024 yang melibatkan Ippei Mizuhara, penerjemah dan teman dekat bintang Dodgers Shohei Ohtani. (Foto: AP)

Skandal olahraga modern paling mengejutkan terjadi pada 2024 yang melibatkan Ippei Mizuhara, penerjemah dan teman dekat bintang Dodgers Shohei Ohtani. (Foto: AP)

Ligaolahraga.com -

Olahraga dan perjudian memiliki sejarah yang tegang dan saling terkait selama lebih dari seabad.

Dari skandal terkenal “Black Sox” pada 1919 hingga kasus-kasus modern yang melibatkan pemain, pelatih, dan bahkan penerjemah yang terlibat dalam kontroversi taruhan, perjudian tetap menjadi ancaman paling persisten terhadap integritas olahraga.

Gelombang skandal modern dapat ditelusuri kembali ke Mei 2018, ketika Mahkamah Agung AS membatalkan undang-undang federal yang melarang taruhan olahraga di sebagian besar negara bagian.

Keputusan tersebut memicu perluasan pesat situs taruhan olahraga online yang legal, mengubah lanskap olahraga — dan membuka pintu baru bagi godaan. 

Skandal Awal 

Skandal perjudian besar pertama terjadi pada 1920, ketika delapan pebisbol Chicago White Sox didakwa karena mengatur hasil World Series 1919 sebagai imbalan uang dari penjudi.

Meskipun dibebaskan di pengadilan, para pemain, termasuk bintang outfielder “Shoeless” Joe Jackson, dilarang selamanya dari baseball oleh Komisaris Kenesaw Mountain Landis.

Lebih dari satu abad kemudian, Komisaris MLB Rob Manfred akhirnya memulihkan status Jackson pada Mei 2025.

Hoki juga menghadapi masalah serupa tak lama setelahnya. Pada 1946, legenda Hall of Fame Babe Pratt ditangguhkan sementara karena berjudi.

Dua tahun kemudian, Billy Taylor dan Don Gallinger dari Boston Bruins menerima larangan seumur hidup karena bertaruh pada pertandingan NHL.

Basketball perguruan tinggi juga tercemar. Pada 1951, 35 pemain — termasuk empat dari program unggulan Kentucky — dituduh mengatur hasil pertandingan.

Skandal tersebut menyebabkan Kentucky membatalkan seluruh musim 1952-53.

Dampak Global dan Perguruan Tinggi

Jangkauan perjudian melampaui batas negara AS.

Di Italia, skandal pengaturan pertandingan “Totonero” pada 1980 menyebabkan dua tim sepak bola diturunkan kasta dan striker bintang Paolo Rossi dilarang bermain selama dua tahun.

Tahun berikutnya, mantan pemain Boston College Rick Kuhn dan gangster Jimmy Burke dihukum karena mengatur pertandingan bola basket perguruan tinggi.

Pada 1989, legenda baseball Pete Rose menerima larangan seumur hidup karena bertaruh pada Cincinnati Reds saat menjadi manajer tim.

Rose, pemegang rekor hits sepanjang masa di baseball, meninggal pada 2024 tanpa masuk Hall of Fame — meskipun aturan baru MLB yang diperkenalkan pada 2025 akhirnya membuka pintu untuk pertimbangan posthumous.

Program sepak bola juga tidak luput. Pada 1996, 13 pemain sepak bola Boston College diskors karena berjudi, termasuk dua yang bertaruh melawan tim mereka sendiri.

Era Taruhan Modern

Abad ke-21 menyaksikan skandal meluas ke liga dan benua. Pada 2007, pelatih NHL Rick Tocchet mengaku bersalah atas promosi perjudian dan dijatuhi hukuman percobaan.

Setahun kemudian, wasit NBA Tim Donaghy dijatuhi hukuman penjara karena bertaruh pada pertandingan yang dia pimpin.

Pada 2019, pelatih rugby Wales Rob Howley dipulangkan dari Piala Dunia setelah melakukan ratusan taruhan — beberapa di antaranya pada timnya sendiri.

Pesepak bola Inggris Kieran Trippier dilarang bermain pada 2021 karena memberi tahu teman-temannya tentang transfernya sebelum diumumkan secara resmi.

NFL melihat beberapa pemain dihukum karena berjudi, terutama Calvin Ridley dari Atlanta pada 2022.

Di Brasil dan sepak bola Eropa, penyelidikan mengungkap pemain sengaja mendapatkan kartu kuning atau membiarkan penalti untuk suap. 

Kasus Ohtani dan Porter 

Skandal modern paling mengejutkan terjadi pada 2024, ketika Los Angeles Dodgers memecat Ippei Mizuhara — penerjemah dan teman dekat bintang Shohei Ohtani — karena mencuri hampir $17 juta dari rekening bank Ohtani untuk menutupi utang judi.

Mizuhara bahkan menyamar sebagai Ohtani untuk menyembunyikan penipuan tersebut, dan kemudian mengaku bersalah atas penipuan bank dan pajak.

Pada tahun yang sama, forward Toronto Raptors Jontay Porter dilarang seumur hidup dari NBA karena membocorkan informasi rahasia kepada penjudi dan bertaruh pada pertandingan, termasuk bertaruh agar timnya kalah.

Komisaris Adam Silver menyebut tindakan Porter “jelas-jelas melanggar aturan.”

Penyelidikan yang Sedang Berlangsung

Major League Baseball terus menghadapi masalah taruhan. Pada 2024, liga melarang infielder Padres Tucupita Marcano seumur hidup setelah dia bertaruh lebih dari $150.000 pada pertandingan baseball.

Wasit Pat Hoberg dipecat pada 2025 karena membagikan akun perjudiannya kepada teman yang bertaruh pada pertandingan, meskipun penyelidik tidak menemukan bukti dia memanipulasi hasil.

Bahkan pada 2025, pelempar Cleveland Guardians, Luis Ortiz dan Emmanuel Clase, ditempatkan dalam cuti berbayar akibat aktivitas taruhan yang mencurigakan.

Sementara itu, NCAA mengumumkan penyelidikan terhadap 13 mantan pemain basket yang bertaruh untuk atau melawan tim mereka sendiri.

Dilema yang Semakin Membesar

Dari skandal Black Sox hingga penerjemah Shohei Ohtani, skandal taruhan mengungkapkan bahwa batas antara passion dan keuntungan tetap sangat tipis.

Seiring dengan semakin mudahnya akses taruhan olahraga, liga-liga menghadapi tantangan untuk menjaga integritas di era di mana satu ketukan di ponsel dapat mengubah arah karier — atau sebuah pertandingan.

Artikel Tag: Olahraga

Published by Ligaolahraga.com at https://dev.ligaolahraga.com/olahraga-lain/seabad-skandal-taruhan-olahraga-yang-mengguncang-dunia-olahraga
283
Komentar

Terima kasih. Komentar Anda sudah disimpan dan menunggu moderasi.

Nama
Email
Komentar
160 karakter tersisa

Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar disini