Bos Mercedes Puji Gaya Kepemimpinan "Tangan Besi" Mohammed Ben Sulayem
Mohammed Ben Sulayem dan Toto Wolff
Berita F1: Toto Wolff, bos tim Mercedes Formula 1, memberikan pengakuan terhadap gaya kepemimpinan Presiden FIA, Mohammed Ben Sulayem, yang dinilainya tegas dan tidak mudah dipengaruhi. Menurut Wolff, gaya "tangan besi" Ben Sulayem justru membawa dampak positif dalam menangani dua isu utama yang sebelumnya sempat menjadi bahan perdebatan.
Dalam wawancaranya dengan media Austria saat Grand Prix Austria lalu, Wolff mengatakan, “Tidak bisa disangkal bahwa dia memimpin dengan tangan besi. Dia tidak membiarkan orang lain mengatur apa yang harus dilakukan, dan itu bisa jadi sebuah keuntungan.”
Salah satu kebijakan kontroversial Ben Sulayem adalah larangan sumpah serapah di Formula 1, yang sempat memicu kritik luas. Namun aturan tersebut direvisi pada April lalu dalam Lampiran B Kode Olahraga Internasional FIA: denda diturunkan dari €10.000 menjadi €5.000, dan hukuman bisa ditangguhkan bagi pelanggaran pertama. Sumpah dalam kondisi tak terkendali seperti radio tim juga mendapat pengecualian.
Wolff menyambut baik aturan ini. “Menurut saya, sikapnya soal sumpah serapah sudah tepat. Anak-anak yang menonton F1 melihat pebalap sebagai panutan. Jika mereka mendengar kata-kata kasar, mereka bisa menirunya, apalagi di karting,” ujarnya. Wolff mengungkapkan bahwa anaknya, Jack, yang kini balapan di karting, banyak meniru gaya bicara pebalap F1.
Meski memahami tekanan balapan, Wolff menegaskan pentingnya batas etika: “Wajar saja jika pebalap meluapkan emosi saat balapan. Tapi jika sampai menjadi penghinaan pribadi, itu tidak bisa diterima. Di situlah batas tegas harus diberlakukan.”
Selain itu, Wolff juga menyoroti langkah Mohammed Ben Sulayem dalam mendorong hadirnya tim ke-11 di grid F1. Meskipun awalnya meragukan nilai tambah dari proyek Andretti, Wolff mengubah pandangannya setelah Cadillac sebagai pabrikan besar menyatakan dukungan. “Tim pabrikan seperti Cadillac baik untuk olahraga ini. Jadi, sesuatu yang positif datang dari dorongan Ben Sulayem tersebut,” kata Wolff.
Kedua kebijakan ini menjadi bukti bahwa meskipun kerap menimbulkan kontroversi, gaya kepemimpinan tegas Ben Sulayem juga mampu menghadirkan terobosan yang membawa dampak baik bagi masa depan Formula 1.
Artikel Tag: Mohammed Ben Sulayem, Toto Wolff, Mercedes, F1 2025